close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pengunjung berfoto dengan latar belakang bebatuan di area Sacsayhuamán di Pegunungan Andes, Meksiko. /Foto Pixabay
icon caption
Pengunjung berfoto dengan latar belakang bebatuan di area Sacsayhuamán di Pegunungan Andes, Meksiko. /Foto Pixabay
Sosial dan Gaya Hidup
Kamis, 14 Agustus 2025 19:05

Lima situs kuno misterius yang dikonspirasikan dibikin alien

Ada banyak situs kuno supermegah sehingga diyakini dibangun dengan bantuan teknologi alien.
swipe

Situs-situs kuno misterius tersebar hampir di setiap sudut Bumi. Beberapa situs arkeologi itu tampaknya menantang kemampuan teknologi pada zamannya—entah karena ukurannya terlalu besar, bebannya terlalu berat, atau desainnya terlalu rumit.

Tidak aneh jika sebagian orang berpendapat mungkin para pembangun situs-situs supermegah itu mendapat “panduan” dari luar angkasa. Mungkin tangan-tangan yang menyusunnya tak sepenuhnya berasal dari dunia ini.

Membayangkan alien singgah ke Bumi memang mengasyikkan. Apalagi, saat ini manusia tengah bermimpi mendarat di Mars. Namun, tak ada bukti sahih yang menunjukkan bahwa makhluk luar angkasa pernah mampir ke Bumi. 

Berikut lima situs kuno yang kerap jadi bahan spekulasi dan teori konspirasi warganet di jagat maya: 

Sacsayhuamán

Sacsayhuamán merupakan sebuah benteng yang berlokasi di luar bekas ibu kota Inca, Cusco di Pegunungan Andes, Peru. Situs ini dibangun dari batu-batu raksasa yang dipahat dan disusun layaknya potongan teka-teki jigsaw. 

Dinding benteng yang saling mengunci ini berusia sekitar 1.000 tahun dan terbuat dari batu-batu yang beratnya mencapai 220 ton per batu. Batu-batu ini dibawa sejauh lebih dari 32 kilometer sebelum diangkat dan dipasang dengan presisi seolah menggunakan sinar laser.

Bagaimana budaya kuno berhasil mencapai prestasi teknik semacam ini menjadi teka-teki yang menarik untuk dipecahkan. Banyak orang menyimpulkan Sacsayhuamán dibangun dengan bantuan dari teman-teman dari luar Bumi. 

Faktanya, Sacsayhuamán bukan satu-satunya contoh dari teknik pertukangan batu yang rumit ini. Dinding serupa ditemukan di berbagai wilayah Kekaisaran Inca, termasuk di Cusco, tempat sebuah batu berukir 12 sudut dipasang dengan begitu rapatnya.

Baru-baru ini, para arkeolog menemukan jejak sistem tali dan tuas yang digunakan Inca untuk memindahkan batu dari tambang ke kota-kota mereka—sebuah sistem yang mengandalkan kekuatan fisik dan kecerdikan, bukan arsitek alien.

Garis-garis Nasca. /Foto Pixabay

Garis-garis Nasca

Di sebuah dataran tinggi yang kering sekitar 320 kilometer tenggara Lima, ratusan garis panjang berwarna putih tergores di Gurun Peru, tampak seolah-olah dibuat secara acak. Selain itu, ada pula 430 bentuk geometris, termasuk figur hewan seperti laba-laba, monyet, dan burung kolibri. Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan dengan bantuan teknologi AI menemukan 300 glyph baru.

Beberapa garis terpanjang membentang lurus sejauh bermil-mil. Bentuk terbesar memiliki panjang hampir 370 meter dan paling baik dilihat dari udara. Para ilmuwan memperkirakan Garis-garis Nasca—yang kini menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO—berusia hingga dua ribu tahun.

Karena usianya, ukurannya, keterlihatannya dari udara, dan sifatnya yang misterius, garis-garis ini sering disebut sebagai salah satu contoh terbaik “hasil karya alien” di Bumi. Kalau tidak, bagaimana orang kuno bisa membuat desain raksasa di gurun tanpa bisa terbang? Yang lebih membingungkan, untuk apa?

Ternyata, penjelasan “bagaimana” relatif sederhana. Disebut geoglyph, desain misterius ini dibuat dengan mengupas lapisan batu berwarna karat di permukaan untuk menampakkan pasir putih yang lebih terang di bawahnya.

Namun, menjelaskan “mengapa” jauh lebih sulit. Ilmuwan awal abad ke-20 menduga garis-garis ini dibuat untuk disejajarkan dengan rasi bintang atau titik balik matahari (solstice).

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Garis-garis Nasca mungkin menunjuk ke lokasi-lokasi upacara atau ritual yang terkait dengan air dan kesuburan. Selain terlihat dari udara, bentuk-bentuk ini juga bisa dilihat dari perbukitan di sekitarnya.

Piramida Giza di Mesir. /Foto Pixabay

Piramida Mesir

Di pinggiran Kairo, di Giza, piramida-piramida paling terkenal Mesir menjulang dari gurun. Dibangun pada Zaman Perunggu atau lebih dari 4.500 tahun lalu, piramida di Giza merupakan makam monumental tempat para ratu dan firaun dimakamkan.

Namun, bagaimana tepatnya bangsa Mesir membangunnya masih menjadi misteri. Piramida Giza terdiri dari jutaan balok batu yang dipotong presisi, masing-masing berbobot setidaknya dua ton. Bahkan dengan derek dan peralatan konstruksi modern, membangun piramida sebesar milik Firaun Khufu akan menjadi tantangan besar.

Selain itu, kompleks kuilnya memiliki konfigurasi astronomi yang unik—para arkeolog percaya bahwa piramida ini disejajarkan dengan bintang-bintang di Sabuk Orion.

Para penganut teori alien juga sering menunjuk pada fakta bahwa tiga piramida di Giza jauh lebih terawat dibandingkan piramida lain yang dibangun berabad-abad kemudian (meskipun upaya restorasi besar-besaran telah dilakukan selama berabad-abad terakhir).

Apakah piramida ini buatan alien? Tidak juga. Memang benar bahwa para ilmuwan belum sepenuhnya yakin bagaimana orang Mesir kuno membangun piramida—terutama secepat itu—tetapi ada cukup bukti bahwa makam-makam ini adalah hasil kerja ribuan tangan manusia.

Penampakan kawasan situs kuno Stonehenge dari udara. /Foto Pixabay

Stonehenge

Lingkaran besar batu, beberapa seberat 50 ton, berdiri di pedesaan Inggris dekat Salisbury. Dikenal sebagai Stonehenge, monumen Neolitik ini pernah menginspirasi penulis Swiss, Erich von Däniken, untuk mengusulkan bahwa Stonehenge adalah model tata surya sekaligus landasan pendaratan alien.

Bagaimana batu-batu besar ini bisa berada ratusan kilometer dari tambangnya memang misterius? Selain itu, tak seorang pun tahu pasti apa makna sebenarnya dari Stonehenge. 

Namun, seperti situs lainnya, penjelasannya bukanlah alien. Ilmuwan telah membuktikan bahwa membangun struktur semacam ini memungkinkan dilakukan dengan teknologi yang ada 5.000 tahun lalu, ketika struktur awalnya dibangun.

Kini, diketahui bahwa batu-batu tersebut disejajarkan dengan titik balik matahari dan gerhana, yang menunjukkan bahwa para pembangunnya memang memperhatikan langit—meskipun mereka tidak datang dari sana.

Situs kuno Teotihuacán. /Foto Pixabay

Teotihuacán

Teotihuacán, yang berarti “Kota Para Dewa,” adalah kota kuno yang luas di Meksiko, terkenal dengan kuil-kuil berbentuk piramida dan penyelarasan astronominya.

Dibangun lebih dari 2.000 tahun lalu, usia, ukuran, dan kompleksitas Teotihuacán membuatnya tampak “tidak berasal dari dunia ini”. Namun,  kenyataannya Teotihuacán sepenuhnya hasil karya manusia.

Para ilmuwan menduga bahwa selama berabad-abad, campuran budaya termasuk Maya, Zapotec, dan Mixtec membangun kota ini, yang mampu menampung lebih dari 100.000 penduduk.

Dengan mural, perkakas, sistem transportasi, dan bukti praktik pertanian maju, Teotihuacán sering dianggap lebih berkembang secara teknologi daripada yang seharusnya dimungkinkan di Meksiko pra-Aztec.

Bangunan paling terkenal di Teotihuacán adalah Piramida Matahari, salah satu konstruksi terbesar di belahan barat kota kuno itu. Arah bangunan ini diyakini selaras dengan siklus kalender.

 

img
Christian D Simbolon
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan