sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mengunjungi Masjid Perahu, membaca Alquran jumbo

Nama sebenarnya masjid ini adalah Masjid Agung Al Munada Baiturrahman.

Achmad Al Fiqri
Achmad Al Fiqri Minggu, 26 Mei 2019 05:00 WIB
Mengunjungi Masjid Perahu, membaca Alquran jumbo

Meski dihinggapi oleh gedung-gedung pencakar langit, sebuah masjid nampak kokoh berdiri di Jalan Menteng Pulo Raya Nomor 23, RT 3/RW 5, Menteng Dalam. Masjid itu bernama Masjid Agung Al Munada Baiturrahman.

Masjid ini didirikan pada 1963. Keunikannya, sebagian bangunan masjid berbentuk perahu. Oleh karena itu, masyarakat menyebut masjid ini dengan sebutan Masjid Perahu.

Ketua Seksi Rohani Masjid Perahu Abdulrahman Adiwijaya mengatakan, bagian bangunan perahu tersebut merupakan sebuah monumen penghargaan pada seorang jendral marinir yang telah menjadi donatur Masjid Agung Al Munada Baiturrahman.

Tampak dalam, Masjid Perahu, Jakarta Selatan, Sabtu (25/5). Alinea.id/Achmad Al Fiqri.

"Karena beliau begitu banyak menyumbangkan donasi, akhirnya sebagai wujud terima kasih dibangunlah monumen kapal itu," tutur Abdulrahman saat ditemui di Masjid Agung Al Munada Baiturrahman, Jakarta Pusat, Sabtu (25/5).

Bukan sembarang monumen, pembanguan bagian perahu itu juga terinspirasi dari kisah Nabi Nuh, yang membangun kapal untuk menyelamatkan umat manusia dari banjir besar.

"Kapal itu kita ibaratkan sebuah kendaraan kehidupan. Maksud kendaraan ini untuk mencapai kesesuaian dengan Tuhan yang punya kehidupan. Karena manusia ini kan pada ujungnya menuju pada satu titik untuk meraih keuntungan atau kebahagiaan (surga)," ucapnya.

Nuansa Jawa dan Alquran jumbo

Masjid ini didirikan ayah Abdulrahman, yakni KH Abdurrohman Ma'sum. Nuansa budaya Jawa juga tampak di masjid ini. Semisal di bagian dalam masjid terdapat pilar penyangga dari kayu jati. Begitu pula dengan tempat imam yang dihiasi ukiran kaligrafi dari kayu jati.

Bagai buah jatuh tak jauh dari pohonnya, bentuk arsitektur Masjid Perahu tak lepas dari pengaruh sang pendiri Abdurrohman Ma'sum. Sebab, semasa hidup Abdurrohman pernah menghabiskan waktunya di daerah Jawa.

"Beliau (Abdurrohman) kan sempat tinggal di beberapa daerah di Jawa untuk berguru. Pantas saja jika bangunan ini ada nuansa-nuansa Jawa," katanya.

Alquran berukuran besar, di Masjid Agung Al-Munada Baiturrahman, Jakarta Selatan, Sabtu (25/5). Alinea.id/Achmad Al Fiqri.

Selain itu, masjid ini juga menyimpan Alquran besar berukuran 2x1 meter. Alquran tersebut dipajang di sebuah ruangan khusus, dengan bersampul kayu penuh ukiran.

Abdulrahman menjelaskan, Alquran itu ditulis murid Abdurrohman bernama Ustaz Amir Hamzah, seorang penulis kaligrafi dari Madura. Ustaz Amir menghabiskan waktu 30 tahun untuk menulis kitab suci tersebut.

"Nah kalau (makna) Alquran besar itu sebagai pengingat manusia saja sih buat bacanya. Karena kalau kecil saja kita juga kadang enggak sadar buat bacanya ya," ujar Abdulrohman.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid