sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Milly & Mamet: Realita keluarga muda masa kini

Premis di film ini sangat sederhana, yaitu sepasang suami-istri menjalani biduk rumah tangga dan segala tantangannya.

Laila Ramdhini
Laila Ramdhini Sabtu, 29 Des 2018 21:00 WIB
Milly & Mamet: Realita keluarga muda masa kini

Dekat kehidupan

Film AADC sangat sukses di masanya, karena dekat dengan realita remaja. Serupa, cerita di film Milly & Mamet adalah refleksi dari kehidupan mama dan papa muda saat ini.

Premis di film ini sangat sederhana, yaitu sepasang suami-istri menjalani biduk rumah tangga dan segala tantangannya. Namun, apakah mereka berhasil mengesampingkan ego dan cita-cita?

Kehidupan rumah tangga Milly dan Mamet digambarkan romantis, namun sederhana. Drama kecil menjadi cukup menggemaskan. Jangan bayangkan ada perseteruan yang mengancam pernikahan, seperti dalam film drama lainnya. Tapi, hal ini yang justru membuat film Milly & Mamet menjadi sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari.

Bagaimana tidak, pasangan yang baru menikah pasti akan merasakan manis-manis kehidupan rumah tangga di awal pernikahan. Selanjutnya, mereka pasti akan berjarak, karena ada buah hati yang lahir di antara keduanya. Belum lagi, masalah lain yang muncul, seperti perempuan yang galau memilih antara bekerja di ranah domestik atau publik. Semua terlihat dalam film ini.

Seluruh keberhasilan film ini juga didukung akting cantik para pemain. Sissy Priscillia dan Dennis Adiswara beradu akting dengan sangat baik. Chemistry mereka tampak terbangun dengan sangat natural.

Seluruh adegan mereka di rumah adalah yang terbaik dalam film ini. Saya melihat pasangan yang apa adanya, dengan sedikit kemesraan atau pertengkaran kecil di dalamnya.

Sponsored

Film ini berkisah konflik mama dan papa muda masa kini. (Youtube).

Sebagai sutradara muda, Ernest Prakasa memiliki sense yang sangat bagus dalam menggarap film drama komedi semacam ini. Sutradara yang mengawali karier lewat stand up comedy pada 2011 ini juga mampu mengarahkan akting para pemain dengan baik.

Film terdahulu Ernest seperti Cek Toko Sebelah pun merupakan drama komedi yang kisahnya sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari. Premis cerita yang membenturkan keinginan (passion) dengan tuntutan keluarga atau orang sekitar di film yang rilis 2016 itu, masih dipakai dalam Milly dan Mamet.

Ernest juga menulis dialog film ini dengan cerdas. Beberapa celetukan para pemain membuat satu bioskop tertawa terbahak-bahak. Tentu saja, humornya bukan slapstik seperti di era 1980-an-1990-an.

Konflik terlalu ringan

Meski demikian, terdapat kekurangan yang ada di film ini. Salah satu yang mengganggu adalah pembangunan konflik dan penyelesaiannya. Film ini mungkin memang dibuat dengan alur dan tema yang biasa-biasa saja.

Sayangnya, itu juga berpengaruh pada pembangunan konflik serta karakter para pemain. Misalnya, perseteruan suami-istri antara Milly dan Mamet selesai hanya dengan penyesalan dan permintaan maaf dari pasangannya.

Selain itu, bisnis Mamet dan Alex yang dimodali uang haram juga masih terus berlanjut. Meskipun, akhirnya Mamet meninggalkan restoran tersebut. Selanjutnya, perseteruan Mamet dan Alex, serta Mamet dan Sony juga hanya selesai begitu saja.

Ernest juga tidak membangun karakter yang unik dari para pemainnya. Milly dan Mamet misalnya, kehilangan karakter awalnya yang ada dalam film AADC. Mungkin sebagian penggemar AADC tidak pernah lupa kalau Milly adalah perempuan dan anggota geng Cinta yang paling lambat berpikir (lemah otak/lemot).

Di film ini, Milly digambarkan “normal” saja. Mamet, siswa yang payah pun kini sudah berubah. Mungkin Milly & Mamet mau lepas dari jerat cerita AADC. Namun, saya pikir karakter kuat keduanya justru akan sangat menarik jika kembali dimunculkan.

3

Akting baik, dekat dengan realita, konflik sederhana.

 

Berita Lainnya
×
tekid