close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi trofi Piala Dunia./Foto Fauzan Saari/Unsplash.com
icon caption
Ilustrasi trofi Piala Dunia./Foto Fauzan Saari/Unsplash.com
Sosial dan Gaya Hidup - Olahraga
Rabu, 24 September 2025 13:18

Saat ancaman boikot menimpa Israel jelang Piala Dunia 2026

FIFA melakukan standar ganda antara Rusia dan Israel?
swipe

Spanyol, peringkat satu dunia sepak bola, mengancam bakal menarik diri dari Piala Dunia 2026 yang bakal diadakan di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko jika Israel lolos kualifikasi zona Eropa. Menjelang berlangsungnya ajang sepak bola terbesar di dunia itu, Israel menjadi sorotan karena genosida di Gaza, Palestina.

Pekan lalu, komisi penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan, Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza, sejak perang dengan Hamas pada Oktober 2023.

Empat dari lima tindakan genosida sudah dilakukan tentara Israel, seperti membunuh anggota suatu kelompok, menyebabkan mereka cedera fisik dan mental yang serius, dengan sengaja menciptakan kondisi yang diperhitungkan untuk menghancurkan keompok itu, dan mencegah kelahiran. Setidaknya, lebih dari 60.000 orang tewas dalam serangan Israel di Gaza.

Beberapa waktu lalu, dikutip dari Gazeta Express, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez meminta agar Israel dilarang dari kompetisi olahraga internasional karena tindakannya di Gaza.

Juru bicara kelompok sosialis di Kongres Spanyol, Patxi Lopez pun menyarankan pemerintahnya dapat bersikap untuk memboikot Piala Dunia jika Israel diizinkan berpartisipasi.

“Kami akan mempertimbangkannya (Spanyol mundur dari Piala Dunia) nanti dan permintaan dapat diajukan pada waktunya jika tindakan terhadap Israel tidak diambil,” ujar Lopez kepada COPE, dikutip dari Gazeta Express.

Juru bicara pemerintah dan Menteri Olahraga Spanyol Pilar Alegria juga menyerukan agar Israel dikeluarkan dari kompetisi internasional seiring memburuknya situasi di Gaza.

"Olahraga tidak bisa dipisahkan dari kenyataan yang terjadi di dunia, terutama saat kita melihat hak asasi manusia sedang dilanggar," ujarnya.

Spanyol sendiri tampil impresif dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa, dengan berada di peringkat pertama grup E, mengungguli Turki, Georgia, dan Bulgaria. Tim Matador itu pun disebut-sebut sebagai kandidat kuat juara Piala Dunia mendatang.

Sementara Israel berpeluang maju ke babak play-off. Berada di grup I bersama Norwegia, Italia, Estonia, dan Moldova, Israel kini menempati posisi ketiga. Mereka kalah enam poin dari Norwegia, namun mendapat poin sama dengan Italia.

Menolak Israel di Piala Dunia

Boikot Piala Dunia pernah terjadi pada 1934, dilakukan Uruguay. Dilansir dari Sport Bible, Uruguay yang merupakan juara Piala Dunia 1930 menolak berkompetisi di Piala Dunia 1934 di Italia.

Hal itu sebagai bentuk protes Uruguay karena hanya sedikit tim Eropa yang mau ikut serta di Piala Dunia 1930 yang diadakan di Uruguay. Di tahun yang sama, Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia memutuskan tak ikut dalam Piala Dunia karena mereka menganggap kejuaraan regionalnya lebih bergengsi.

Pada 1938, Uruguay kembali memboikot Piala Dunia yang diadakan di Prancis. Argentina pun menolak ikut serta karena mereka berharap menjadi tuan rumah.

Soal boikot Israel di Piala Dunia, pernah terjadi dalam kualifikasi Piala Dunia 1958. Menurut Football 365, pada kualifikasi Piala Dunia 1958, delapan tim Asia dan Afrika harus ikut babak sistem gugur. Israel diundi untuk menghadapi Turki di babak pertama, tetapi Turki menolak berpartisipasi dengan alasan seharusnya mereka ada di kualifikasi Eropa.

FIFA lantas mengizinkan Israel melaju ke babak kedua secara otomatis. Lawannya kala itu Indonesia, yang sukses mengalahkan China.

“Namun, karena pergolakan politik yang sedang berlangsung di dalam negeri, Indonesia mengajukan permohonan agar pertandingan kandang mereka dimainkan di wilayah netral,” tulis Football 365.

“Ketika permohonan tersebut ditolak, mereka pun mengundurkan diri.”

Meski begitu, beberapa sumber menyebut, Indonesia menolak melawan Israel karena dukungan solidaritas kepada Palestina. Setelah itu, Sudan pun mengundurkan diri karena boikot Liga Arab terhadap Israel.

Israel melenggang ke babak play-off tanpa satu pertandingan pun. Namun, mereka bertemu Wales. Hasilnya, Wales menang telak dengan skor 4-0 dalam dua leg. Akhirnya, tak ada satu pun negara dari Asia dan Afrika dalam Piala Dunia 1958 di Swedia.

Masih segar dalam ingatan, FIFA pernah mencabut hak Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2023 karena besarnya penolakan terhadap partisipasi Israel di kompetisi sepak bola junior itu.

Standar ganda?

Belum lagi Piala Dunia 2026 bergulir, beberapa negara sudah “terdepak”. Beberapa negara dilarang bermain untuk sementara waktu selama kualifikasi, atau ditarik sepenuhnya dari kualifikasi.

Misalnya, mengutip Sport Bible, federasi sepak bola Kongo diskors FIFA pada Februari lalu karena “situasi yang sangat serius” berupa pengaruh yang tidak semestinya.

Confederation of African Football (CAF) atau Konfederasi Sepak Bola Afrika kemudian membatalkan semua pertandingan tersisa mereka. Lawan mereka, Zambia dan Tanzania diberi kemenangan 3-0. Di kualifikasi Afrika pula, Eritrea mengundurkan diri sebelum memainkan semua pertandingan karena rezim diktator negara itu khawatir para pemain akan mencari suaka di negara lain.

Pakistan pun sempat diskors karena ditemukan konstitusinya tak menjamin pemilu yang benar-benar adil dan demokratis. Larangan tersebut kini sudah dicabut.

Satu-satunya negara yang secara resmi dilarang bermain di Piala Dunia 2026 adalah Rusia. Negara itu diskors UEFA dan FIFA setelah invasi ke Ukraina sejak Februari 2022. Namun, Belarus, yang terlibat dalam perang Rusia vs Ukraina, menjadi pengecualian.

Mereka memang dilarang ikut serta dalam beberapa cabang olahraga, seperti tenis dan atletik, namun tidak untuk sepak bola. UEFA melarang Belarus menjadi tuan rumah pertandingan internasional yang bersifat resmi, tetapi mereka masih diizinkan mengikuti kualifikasi Piala Dunia.

Berbeda dengan Rusia yang menghadapi kecaman luas dan sanksi dari Barat, Israel belum dikeluarkan dari ajang olahraga global. Rusia sendiri sudah larang tampil oleh International Olympic Committee (IOC), FIFA, dan UEFA. Rusia mengajukan banding larangan tersebut, tetapi ditolak.

“Larangan untuk tim Rusia berlaku sekitar tiga setengah tahun. Apakah peran sudah berhenti? Belum. Jadi, untuk saat ini saya tidak tahu bagaimana ke depannya,” ujar Presiden UEFA Aleksander Caferin, dikutip dari Sport Bible.

FIFA pun mengklaim, belum ada dasar hukum yang kuat untuk mengambil tindakan terhadap Israel. Menurut TRT World, FIFA menolak memberi komentar tentang kebijakan mereka terhadap Israel. Mereka juga belum menyelesaikan peninjauan dua panel yang mengkaji pengaduan resmi dari federasi sepak bola Palestina.

Walau demikian, beberapa analis menilai, langkah Spanyol cukup penting. Sebab, Spanyol adalah negara dengan pengaruh besar di dunia sepak bola dan akan menjadi tuan rumah bersama Argentina, Maroko, Paraguay, Portugis, dan Uruguay di Piala Dunia 2030.

“Hingga sekarang, kita belum pernah melihat kemarahan sebesar ini terhadap tindakan Israel di Gaza,” kata peneliti dari Asser Institute, Antoine Duval kepada TRT World.

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan