Setelah bencana banjir, berbagai penyakit menular memang rentan terjadi. Beberapa penyakit yang umum muncul antara lain diare, leptospirosis, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), penyakit kulit, demam tifoid (tifus), dan penyakit yang ditularkan melalui nyamuk, seperti demam berdarah atau malaria.
Penyakit-penyakit ini bisa menyebar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi, gigitan nyamuk, atau bahkan melalui udara yang tercemar. Berikut 5 cara mencegah penyakit menular setelah banjir, dikutip dari Journal of Research in Medical Sciences (2011).
Pastikan keamanan makanan
Keamanan makanan sangat penting untuk mencegah penyakit usai bencana banjir. World Health Organization (WHO) merekomendasikan lima kunci untuk memastikan keamanan makanan, yakni menjaga kebersihan, pisahkan makanan matang dan mentah, masak hingga matang, mengawetkan makanan pada suhu yang aman, serta mengonsumsi air dan bahan baku yang aman.
Pastikan pasokan air dan sanitasi memadai
Penyakit yang ditularkan melalui air merupakan penyebab utama penyakit menular pascabencana banjir. Memastikan ketersediaan air minum yang aman merupakan tindakan pencegahan utama. Proyek Sphere merekomendasikan standar minimum untuk penyediaan air dalam bencana, antara lain akses yang cukup terhadap air bersih, kualitas air harus dijaga, dan fasilitas serta barang konsumsi air harus aman.
Masyarakat harus memiliki fasilitas yang cukup untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menggunakan air dalam jumlah yang cukup untuk minum, memasak, dan kebersihan pribadi. Selain itu, kebersihan pribadi merupakan isu penting. Kebiasaan menjaga kebersihan pribadi akan memengaruhi status kesehatan umum penduduk.
Menyediakan tempat penampungan yang layak
Menyediakan tempat penampungan yang layak dan perencanaan lokasi pada awal keadaan darurat dapat menurunkan kejadian penyakit menular, terutama diare, infeksi saluran pernapasan akut, meningitis, tuberkulosis, dan campak. Tempat penampungan harus memiliki ruang yang cukup sesuai dengan kebutuhan korban. Selain itu, akses terhadap air, bahan bakar, transportasi, dan keamanan tempat penyimpanan makanan sangat penting.
Mengendalikan penyebaran penyakit
Kepadatan penghuni yang terinfeksi dan rentan, infrastruktur kesehatan masyarakat yang lemah, dan gangguan proses pengendalian yang sedang berlangsung sepenuhnya merupakan faktor risiko penularan penyakit yang ditlarkan lewat vektor. Penyakit utama yang sering disebarkan oleh vektor adalah malaria, demam berdarah, dan tifus. Untuk pencegahan, intervensi pengendalian vektor berdasarkan konteks lokal dan epidemiologi penyakit sangat penting. Contoh intervensi yang bermanfaat adalah penyemprotan residu dalam ruangan untuk malaria.
Menyediakan layanan klinis
Akses terhadap layanan perawatan primer yang sangat penting untuk pencegahan, diagnosis dini, dan pengobatan berbagai penyakit, serta penyediaan perawatan sekunder dan tersier. Diagnosis dan pengobatan penyakit menular yang efektif dapat mencegah kematian dan keparahan. Perlengkapan yang dapat diterapkan segera setelah bencana banjir atau selama keadaan darurat mencakup obat-obatan penting, fasilitas medis, dan protokol klinis yang dibutuhkan dalam konteks situasi darurat.