Moratorium teknologi pengawasan yang menargetkan jurnalis!

Committee to Protect Journalists (CPJ) pekan ini bergabung dengan lebih dari 150 kelompok hak asasi manusia dan pakar independen dalam menyerukan negara-negara untuk segera menerapkan moratorium penjualan, transfer, dan penggunaan teknologi pengawasan. Seruan menyusul pengungkapan bahwa spyware Pegasus NSO Group telah digunakan untuk memata-matai wartawan di seluruh dunia.

Proyek Pegasus, investigasi yang dirilis 18 Juli oleh Forbidden Stories dengan dukungan Amnesty International bekerja sama dengan 16 organisasi media di seluruh dunia, mengidentifikasi setidaknya 180 jurnalis di 20 negara sebagai target pengawasan potensial oleh klien NSO Group. Menurut suratnya, NSO mengatakan hanya menjual kepada klien pemerintah. NSO telah berulang kali memberi tahu CPJ di masa lalu bahwa mereka mengizinkan Pegasus untuk memerangi kejahatan dan terorisme.

CPJ telah mendokumentasikan bagaimana spyware dijual kepada pemerintah dengan catatan kebebasan pers yang buruk dan digunakan untuk menargetkan jurnalis dan orang-orang yang dekat dengan mereka. Pelaporan Proyek Pegasus memperluas jumlah negara yang diketahui yang mungkin menargetkan jurnalis dengan spyware.

"Karena jurnalis mengandalkan perangkat seluler untuk berkomunikasi dengan sumber dan menerbitkan berita, spyware mengancam kemampuan mereka untuk melakukannya secara pribadi dan aman, dan oleh karena itu mengancam hak publik untuk mengakses informasi," kata Michael De Dora, Manajer Advokasi CPJ.

CPJ telah meminta pemerintah untuk melarang penggunaan spyware terhadap jurnalis dan media, dan menetapkan kerangka hukum untuk mengatur penjualan, transfer, dan penggunaannya. (Sumber: All Africa)