sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Angka kematian pasien Covid-19 di Jakarta diproyeksikan naik tiga kali lipat

Kasus kematian pasien Covid-19 di Jakarta diprediksi mencapai 3.000 orang pada Oktober 2020.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Rabu, 09 Sep 2020 15:09 WIB
Angka kematian pasien Covid-19 di Jakarta diproyeksikan naik tiga kali lipat

Peneliti Nanyang Technological University (NTU) Singapura Fredy Tantri memprediksi kasus kematian pasien Covid-19 di Jakarta bisa mencapai 3.000 orang. Sskenario terburuk (worst case scenario) itu diperkirakan terjadi pada Oktober nanti.

“Kami proyeksikan, sampai Oktober 2020. Maka, jumlah kematian akan meningkat bisa sampai tiga kali lipat dari sekarang. Yang mana pada 30 Oktober akan terjadi sekitar 3.000 kematian. Total worst case scenario saja, sekali lagi belum termasuk suspect dan probable,” ujar Fredy dalam diskusi virtual, Rabu (9/9).

Jumlah akumulatif pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta hingga Selasa (8/9) kemarin 48.811 orang. Dari jumlah itu sebanyak 36.451 orang telah sembuh atau tingkat kesembuhan 74,7%. Kemudian, 1.330 orang meninggal dunia atau tingkat kematian 2,7%.

Jumlah total kematian, kata Fredy, semestinya bergantung pada laju penyebaran Covid-19. Berdasarkan permodelan matematika, dari 22 September hingga 30 Oktober, rumah sakit di Jakarta diprediksi tidak bisa lagi mampu menampung pasien Covid-19. Sehingga, tingkat kematian pasien Covid-19 sangat tinggi.

Fredy mengaku memproyeksikan jumlah kematian pasien Covid-19 dengan menggunakan skenario fungsi Gaussian dengan fatality rate 22%.

Pertimbangan fatality rate 22%, jelas dia, merujuk pada data di Jerman, pada awal-awal terjadinya kasus ledakan pandemi Covid-19 terjadi. Saat itu, para dokter di Jerman tidak mengerti cara menangani pasien Covid-19. Imbasnya, fatality rate-nya sangat tinggi atau sekitar 22%.

Prediksi jumlah kematian tersebut dihitung dari korelasi antara jumlah keterpakaian tempat tidur ICU dengan jumlah pasien positif yang dirawat di rumah sakit. Kemudian, diprediksi berapa kapasitas maksimal pasien yang bisa dirawat rumah sakit di Jakarta.

Data dan asumsinya ditilik dari perkembangan kasus dari 1 Agustus sampai 3 September. Namun, tidak melibatkan rumah sakit darurat Wisma Atlet karena data sulit ditemukan.

Sponsored

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, pihaknya akan mengupayakan untuk menambah kapasitas, yakni, dengan menambah kamar tidur untuk pasien yang perlu perawatan di rumah sakit daerah.

Dinkes DKI juga merangkul rumah sakit-rumah sakit swasta yang memiliki komitmen untuk membantu penanganan Covid-19 di DKI Jakarta.

“Kita tahu bahwa WHO menstandarkan sebaiknya kapasitas rumah sakit itu aman di rasio 60%. Kita 60%-nya sudah dilampaui. Sehingga, kita memerlukan kebijakan yang lebih masif,” ucapnya.

Namun, kata dia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berupaya menjaga keseimbangan agar pasien nonCovid-19 tidak dirugikan. Pasalnya, rumah sakit-rumah sakit di DKI Jakarta bukan hanya untuk pasien Covid-19 saja.

“Pasien-pasien nonCovid-19 yang sempat tertunda intervensinya atau operasi efektif di masa lalu sudah pada berjatuhan, belum lagi (pasien dengan) penyakit yang membutuhkan pelayanan tidak bisa terputus,” tutur Widyastuti.

Berita Lainnya
×
tekid