sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bisakah sembuh dari Covid-19 tanpa minum obat?

Sebuah video testimoni presenter Kompas TV Aiman Witjaksono saat terpapar Covid-19, beredar di media sosial.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Senin, 19 Jul 2021 19:16 WIB
Bisakah sembuh dari Covid-19 tanpa minum obat?

Sebuah video editan testimoni presenter Kompas TV Aiman Witjaksono setelah dinyatakan negatif Covid-19, beredar di media sosial. Namun, video testimoni tersebut berpotensi disinformasi disebabkan diedit dengan ditambahkan klaim dari mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Berikut rincian pernyataannya. “Setelah kemarin melakukan tes dan sekarang mendapatkan hasilnya. Hasil tes PCR tersebut, saya dinyatakan negatif Covid-19, juga termasuk dua anak saya, istri, dan asisten rumah tangga. Semuanya Alhamdulillah dinyatakan negatif. Meski demikian, saya masih harus melakukan isoman (isolasi mandiri) selama sepekan ke depan, supaya lebih yakin dan kemudian betul-betul saya melakukan proses ini dengan baik. Saya tidak minum satupun obat, saya hanya mengonsumsi jahe merah dan rebusan daun sirih merah, vitamin C pun yang juga biasa saya konsumsi sehari-hari sebelum pandemi,” ujar Aiman.

Kemudian, video berlanjut keterangan Terawan. “Dan, saya merasa berbahagia bahwa teori benar, memang self-limiting disease (penyakit yang bisa sembuh sendiri) yang memang sembuh sendiri. Penyakit ya memang sembuh sendiri,” ucapnya.

Presenter Kompas TV Aiman Witjaksono dalam video yang beredar di media sosial. Istimewa.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Penyakit Dalam Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Andi Khomeini Takdir menganggap, testimoni tersebut adalah pengalaman pribadi Aiman. Ia menilai, Aiman merupakan pasien Covid-19 bergejala ringan hingga sedang. Jika daya tahan tubuh bagus, tidak memiliki penyakit penyerta (diabetes, hipertensi dan lainnya), gemar berolahraga, serta rutin mengonsumsi makanan bergizi, maka biasanya bergejala ringan-sedang. Setelah 2-3 minggu, pasien Covid-19 bergejala ringan-sedang bisa pulih tanpa obat.

“Banyak dokter dan tenaga kesehatan juga mengalami hal yang sama. Jadi, yah kami backup dengan makanan yang cukup, paling juga obat-obatan yang sesuai dengan gejalanya. Kalau demam dikasih obat parasetamol, kalau dia batuk berlendir ada obat batuk, sudah gitu,” ucapnya saat dihubungi reporter Alinea.id, Senin (19/7).

“Pernyataan itu benar (Aiman dan Terawan), tetapi tidak pada semua kasus,” lanjutnya.

Hingga saat ini, pasien Covid-19 bergejala ringan-sedang di Indonesia sekitar 95%. Biasanya, gejalanya akan bertambah berat pada minggu ke II dan ke III. Pasien bergejala ringan-sedang tersebut akan mengalami demam tinggi dan badan lemas. Sementara itu, sebanyal 4% hingga 5% pasien Covid-19 bergejala sedang-berat. Untuk gejala sedang-berat perlu perawatan di rumah sakit (RS) dengan oksigen dan banyak obat-obatan.

Sponsored

“Saya pikir sumber aslinya (video tersebut) tidak bermaksud memukul rata semua pasien Covid-19. Itu adalah sharing dari ide mereka, perspektif mereka, ya. Tetapi kan masyarakat menangkapnya bisa beragam toh,” tutur Andi.

“Kami (perlu) sampaikan secara objektif bahwa situasinya seperti itu, karena dari 100 ada 4 hingga 5 orang gejalanya berat. Jangan coba-coba deh, orang masih bisa petentengan kalau gejalanya ringan. Tetapi dia ketemu dengan mereka yang gejala berat, enggak bakal tega itu.”

Pasien Covid-19 bergejala sedang-berat, kata dia, susah bernapas seperti kelelep, sehingga perlu dibantu mesin. Oksigen konsentrator dapat digunakan pasien Covid-19 bergejala sedang dengan kebutuhan 2-5 liter per menit. Namun, pasien Covid-19 bergejala berat perlu menggunakan oksigen sentral dengan 30-40 liter per menit.

“Nanti, mereka (pasien Covid-19 bergejala sedang dengan oksigen konsentrator) memang sembuh sendiri, tetapi ada gejala sisa lagi. Covid-19-nya mungkin selesai, tetapi sebagian orang masih sesak napas, masih lemas,” ujar Andi.

Berita Lainnya
×
tekid