sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Bripka RR tolak perintah Ferdy Sambo karena tak kuat mental

Pada rencana awal, Bripka RR diperintah Ferdy Sambo menembak Brigadir J.

Immanuel Christian
Immanuel Christian Selasa, 13 Sep 2022 16:34 WIB
Bripka RR tolak perintah Ferdy Sambo karena tak kuat mental

Bripka Ricky Rizal adalah eksekutor yang sempat ditunjuk oleh Ferdy Sambo untuk melakukan penembakan terhadap Brigadir Yosua atau Brigadir J. Hal itu diakuinya dalam pemeriksaan tambahan dan pendalaman isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J. 

Kuasa Hukum Bripka Ricky RIzal, Erman Umar mengatakan, alasan penolakan oleh kliennya karena tidak merasa punya mental yang cukup untuk melepaskan timah panas ke Brigadir J. Alhasil, Bharada Richard Eliezer yang menerima misi tersebut.

“Yasudah si Richard dibisikkan (oleh Bripka Ricky), ‘kamu (Bharada E) dipanggil bapak (Ferdy Sambo) ke atas’. Udah naik si Richard yaudah, nggak berapa lama dia udah nggak tahu lagi,” kata Erman di Mabes Polri, Selasa (13/9).

Erman menyebut, Putri Candrawathi keluar rumah untuk memanggil Bripka Ricky. Putri mengajak ajudan suaminya, termasuk Bripka Ricky Rizal, Kuat Ma'ruf, dan Brigadir J ke kediaman Duren Tiga.

Ajakan Putri tersebut dimaksudkan untuk melakukan isolasi. Namun, sang Asisten Rumah Tangga (ART) Susi tidak berada di sana kala itu melainkan di rumah yang berada di Saguling.

Menurut Erman, sesampainya di rumah Duren Tiga, Bripka Ricky Rizal menurunkan semua penumpang dan memarkir mobil. Dia juga berpapasan dengan Ferdy Sambo yang juga baru sampai dan langsung naik ke lantai atas kediamannya.

"Setelah itu di bawah dia tidak melihat lagi, yang dia ingat duduk terakhir di bawah itu si Romer, Joshua di taman, Richard mungkin sudah di atas sama Ibu,” ujar Erman.

Dia menjelaskan, Brigadir J di depan, Kuat Ma’aruf di tengah dan kliennya menyusul di belakang. Lalu, Bripka Ricky saat itu menggunakan sepatu yang kemudian dicopotnya. Ketika sudah masuk ke dalam, kata Erman, kliennya menyaksikan Ferdy Sambo tengah memberi perintah kepada Bharada E untuk menembak Brigadir J.

Sponsored

Ia menegaskan, kliennya tidak mengetahui adanya dugaan pelecehan terhadap tersangka Putri Candrawathi dalam kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J. Namun, yang jelas diketahui kliennya adalah pertengkaran.

Entah pertengkaran apa yang dimaksud, namun diketahui saat itu Putri menangis dan memeluk sang ART, Susi. Ketika Brigadir J datang hendak menghampiri justru ditegur, hal itu membuat Brigadir J menghindar.

"Ya misalnya cerita di Magelang, kejadian apa di Magelang yang dia ketahui, nah dia kalau dipertanyakan terkait pelecehan, dia tidak melihat dan tidak mengetahui, tidak ada orang yang menyampaikan baik oleh Kuat, Susi atau Ibu, yang ada adalah pertengkaran,” ujarnya.

Pemeriksaan tersebut juga dalam rangka memenuhi petunjuk kejaksaan demi melengkapi berkas perkara atau P19. Ada kurang lebih 20 pertanyaan dengan masalah inti yang tidak terlepas dari peristiwa di Saguling, juga runut Magelang ke Jakarta hingga terjadinya pembunuhan Brigadir J. Hal itu sebagai penegasan dalam rangka menguji konsistensi usai adanya perubahan hasil pemeriksaan tersangka dari yang sebelumnya.

Erman menyatakan, keterangan kliennya mulai berubah usai pertemuan dengan istri dan adiknya. Setelahnya adalah pemberian informasi sebagai bentuk penguatan hasil pemeriksaan.

"Mungkin diuji lagi ada pertanyaan silang, ada pertanyaan pendalaman, tapi intinya saya lihat semuanya sama," tuturnya.

Berita Lainnya
×
tekid