sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kasus Covid-19 menurun, Epidemiolog UI: Data tes antigen belum dilaporkan

Puncak gelombang pertama pandemi Covid-19 belum tergambarkan, karena persoalan data belum real time.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Minggu, 14 Mar 2021 15:16 WIB
Kasus Covid-19 menurun, Epidemiolog UI: Data tes antigen belum dilaporkan

Ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono mengaku, khawatir penurunan kasus Covid-19 disebabkan hasil diagnosis tes cepat antigen belum dicatat dan laporkan dalam sistem Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Yang saya khawatirkan, yang tes antigen enggak ada nih angkanya, datanya. Baru DKI Jakarta saja yang melaporkan kemarin. Tetapi, sudah beberapa bulan yang lalu mulai diwacanakan untuk didokumentasi. Jadi, yang positif di tes antigen dilaporkan juga, jadi seakan-akan menurun kasusnya (ketika tidak ada laporan positif hasil diagnosis tes cepat antigen," ucapnya saat dihubungi Alinea.id, Minggu (14/3).

Sebab, dia menganggap, puncak gelombang pertama pandemi Covid-19 belum tergambarkan, karena persoalan data belum real time (waktu nyata). "Mudah-mudahan turun bener," tutur Pandu.

Pandu mengingatkan, agar testing tidak boleh turun. Jika testingnya semakin naik, tetapi kasus terus menurun, maka dapat dipastikan benar-benar terjadi penurunan kasus Covid-19 di Indonesia. 

"Saya senang rumah sakit sudah mulai longgar. Tetapi, angka kematiannya masih cukup tinggi. Ini problem besar, apa sebagian enggak ditesting, kalau rendah, sebagian tidak masuk rumah sakit, lebih baik mati dirumah, karena problemnya kan kalau masuk rumah sakit, kalau meninggal enggak bisa ditemani keluarga," ujar Pandu.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto sesumbar, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro dapat mengerem laju penambahan kasus aktif. 

Dalihnya, kasus aktif Covid-19 berkurang dan tingkat keterisian tempat tidur di fasilitas kesehatan (faskes) rujukan menyusut. Tersisa tiga provinsi yang okupansinya 50%-69,9%, yakni Banten, Jakarta, dan Jabar.

Sebanyak empat provinsi lainnya, yaitu Bali, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah, tingkat keterisiannya dibawah 50%.

Sponsored

"Ketersediaan tempat tidur, tingkat keterisian tidak ada yang melebihi 70%. Kalau kita lihat secara keseluruhan, bahwa PPKM mikro berhasil menekan laju penambahan kasus aktif Covid-19, tadi indikator tingkat keterisian tempat tidur isolasi dan ICE baik nasional maupun 7 provinsi pelaksana PPKM mikro," ujar Airlangga.

Berita Lainnya
×
tekid