sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Eijkman kembangkan metode ukur kadar antibodi plasma darah lebih murah

Kemenristek bakal mendorong WHO untuk mengakui terapi plasma konvalesen sebagai pengobatan pasien Covid-19.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Kamis, 11 Feb 2021 16:31 WIB
Eijkman kembangkan metode ukur kadar antibodi plasma darah lebih murah

Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman tengah mengembangkan metode mengukur kadar antibodi plasma konvalesen dengan mengevaluasi reagen-reagen yang beredar di pasaran. Harapannya, plasma dari penyintas lebih cepat diputuskan dapat diberikan kepada pasien Covid-19 terkait atau tidak.

Eijkman sudah mengukur antibodi plasma menggunakan plaque reduction neutralization test (PRNT) yang menjadi standar emas (gold standard). Namun, pemakaiannya secara kontinu akan menelan biaya mahal dengan prosedur rumit karena membutuhkan laboratorium biosafety level (BSL) 3. Padahal, donor plasma konvalesen menjadi salah satu terapi andalan dalam mengobati pasien Covid-19

Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro, menyatakan, terapi ini sudah masuk tahap uji klinis. Kesimpulan sementara menunjukkan, donor plasma konvalesen terbaik berasal dari penyintas kategori sedang hingga berat. Namun, hanya diperuntukkan kepada pasien kategori ringan menuju sedang.

Di sisi lain, ketersediaannya tidak sebanyak kebutuhannya dan tergantung golongan darah. "Sehingga sering terjadi kondisi pasien yang sebenarnya masih bisa sembuh dengan mendapatkan terapi ini, tetapi karena tidak mendapatkan, akhirnya harus meninggal dunia," ujarnya dalam telekonferensi, Kamis (11/2).

Sponsored

Terapi plasma konvalesen diklaim pula dapat mengurangi angka kematian. Karenanya, Bambang akan mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui pengobatan tersebut diakui sebagai terapi yang menjanjikan untuk penanganan Covid-19 dan direkomendasikan kepada dokter di seluruh dunia.

"Plasma konvalesen saat ini sedang melakukan uji klinis tahap II dan III. Mudah-mudahan kalau uji klinisnya sudah dilakukan semua, terapi ini bisa kita sampaikan tentunya melalui publikasi ilmiah," ucapnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid