sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gelombang ketiga Covid-19 berpeluang terjadi saat libur panjang

Ada beberapa faktor yang menyebabkan gelombang ketiga pada Desember 2021. Salah satunya peningkatan mobilitas masyarakat.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Kamis, 23 Sep 2021 07:43 WIB
Gelombang ketiga Covid-19 berpeluang terjadi saat libur panjang

Libur panjang akhir tahun berpotensi menyebabkan kasus Covid-19 meningkat signifikan. Jika tidak diantisipasi, gelombang ketiga di Indonesia sangat mungkin terjadi.

"Libur panjang yang disertai peningkatan mobilitas penduduk dan minim protokol kesehatan menjadi risiko tinggi terjadinya lonjakan kasus," kata ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI), Iwan Ariawan, pada Selasa (22/9).

Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan gelombang ketiga pada Desember. Pertama, peningkatan mobilitas penduduk tanpa disertai protokol kesehatan (prokes).

Kedua, menurunnya pelacakan (tracing). Ketiga, cakupan vaksinasi melambat atau rendah. Terakhir, adanya varian baru yang lebih menular. 

"Banyak ahli memprediksi Desesember hingga Januari (terjadi gelombang ketiga) karena saat itu terjadinya peningkatan mobilitas penduduk dan kerumuman karena liburan akhir tahun," jelasnya.

Sayangnya, ungkap Iwan, masih banyak masyarakat yang tidak memahami risikonya. "Baru sadar atau menyesal setelah terjadi kenaikan kasus pada dia atau keluarganya terinfeksi."

Dia mengingatkan, potensi terjadinya gelombang ketiga tetap ada walaupun vaksinasi lebih dari 50% sebelum Desember. "Karena tidak ada vaksin yang efektifitasnya 100% dan efektifitas vaksin bisa berkurang jika ada varian baru," tegasnya.

Untuk mengantisipasi ancaman gelombang ketiga Covid-19, Iwan menyarankan pemakaian indikator pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), yang merupakan gabungan indikator transmisi dan kapasitas respons. Pemerintah juga diminta tidak ragu meningkatkan level PPKM.

Sponsored

Pernyataan senada disampaikan Guru Besar Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama.

"Setiap pengumpulan massa akan jadi ancaman, seperti sudah terbukti selama ini. Jadi, tinggal apakah libur panjang akhir tahun bisa dikendalikan lebih baik atau tidak," ucapnya.

Karenanya, pemerintah dan media massa perlu terus-menerus mengingatkan masyarakat tentang potensi meningkatnya kasus Covid-19 usai libur panjang. Dicontohkannya dengan tren lonjakan kasus di Singapura sekalipun cakupan vaksinasi melampaui 80%.

"Pengetatan perlu dilakukan kalau kasus naik dua atau tiga atau paling banyak lima kali lipat," tandas Tjandra.

Berita Lainnya
×
tekid