sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gubernur Anies instruksikan penanganan cepat kasus DBD

Anies akan menerbitkan instruksi gubernur untuk penanganan DBD.

Akbar Persada
Akbar Persada Rabu, 30 Jan 2019 15:55 WIB
Gubernur Anies instruksikan penanganan cepat kasus DBD

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginstruksikan seluruh lurah dan camat, untuk melakukan penanganan cepat atas kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di wilayah ibu kota. Anies juga mengatakan akan mengeluarkan instruksi gubernur terkait hal ini. 

"Instruksi gubernur sebentar lagi akan keluar dan sekarang sudah bisa dijalankan. Instruksi gubernur itu akan menjadi landasan untuk mereka melakukan pembiayaan-pembiayaan dan lain lain," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (30/1).

Dia menjelaskan, instruksi gubernur tersebut akan menjadi landasan bagi kegiatan yang telah berjalan. Sebab menurutnya, penanganan kasus seperti ini tidak bisa menunggu keluarnya instruksi gubernur.

Menurut Anies, terjadi peningkatan kasus DBD di Jakarta ketimbang dua tahun lalu. Untuk itu, dia mengharapkan seluruh masyarakat dapat terlibat aktif mencegah penyebaran DBD.

"Saya rasa kewaspadaannya sudah pada level nasional. Bukan hanya di Jakarta, tapi juga di berbagai wilayah. Kementerian Kesehatan sudah mulai bersama kita sejak awal bulan ini," kata Anies.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI, jumlah penderita DBD per 28 Januari mencapai 662 kasus. Jumlah ini mengalami peningkatan pesat dalam waktu hanya sepekan. Dalam catatan Dinkes per 20 Januari, jumlahnya baru 111 kasus DBD. 

"Sedangkan pada tahun 2018 per Januari hingga 31 Desember tercatat 2.947 kasus DBD (incidence rate=28,15/100.000 penduduk) dengan dua kematian (case fatality rate=0,07%)," ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, Senin (28/1) lalu.

Ia menyampaikan, ada lima kecamatan dengan tingkat kejadian (incidence rate/IR) DBD tertinggi, yang tersebar di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur. IR adalah perhitungan kejadian per 100.000 penduduk, yang digunakan untuk mengukur proporsi kejadian DBD. Semakin tinggi angka IR, maka semakin tinggi kejadiannya. 

Sponsored

Jagakarsa tercatat sebagai wilayah dengan kejadian tertinggi, dengan 19,27 IR, disusul Kalideres (16,94 IR), Kebayoran Baru (16,54 IR), Pasar Rebo (13,93 IR), dan Cipayung (13,57 IR). 

"Sampai dengan tanggal 27 Januari malam ada 613 kasus, terdistribusi di lima wilayah kota, paling banyak di tiga kota yaitu Jaksel 231 kasus, Jaktim 169 kasus, dan Jakbar 153 kasus," terang Widyastuti. 

Ia menduga lima kecamatan di tiga wilayah kota itu, memiliki banyak lahan kosong yang jadi sarang nyamuk demam berdarah, Aedes aegypti. Kejadian DBD masih terpantau rendah di Jakarta Pusat dan Jakarta Utara, sedangkan di Kepulauan Seribu nihil kejadian. 

"Kepulauan Seribu kan air laut, tidak terlalu disukai nyamuk. Yang disenangi nyamuk di air tawar," ujar Widyastuti.

Walikota Jakarta Selatan, Marullah Matali, mengatakan lahan kosong dengan masih banyaknya pepohonan di kecamatan Jagakarsa, menjadi salah satu penyebab tingginya kasus DBD di kawasan tersebut.

"Seperti di Lenteng Agung yang relatif masih banyak pohonnya. Itu penderita DBD tinggi sekali," kata Marullah.

Sebagai upaya penanganan dan pencegahan, ia menyatakan, pihaknya akan mengintensifkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Pemkot Jakarta Selatan juga mengimbau warga memperbanyak kegiatan juru pemantau jentik (jumantik) mandiri.

"Kita akan mengajak setiap rumah punya kader jumantik bagi keluarganya sendiri," katanya. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid