Gugus Tugas Covid-19 butuh banyak relawan medis
Baru sebanyak 17.616 orang yang terdaftar hingga Senin (6/4) sore.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) masih kekurangan tenaga relawan. Padahal, sudah 17.616 orang mendaftar hingga Senin (6/4), pukul 17.00 WIB.
"Memang kebutuhan ini sangat besar," ujar Koordinator Relawan Gugus Tugas Covid-19, Andre Rahadian, saat konfrensi pers, di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (7/4).
Sebanyak 3.326 dari 17.616 relawan terdaftar akan menangani bidang kedokteran. Sisanya, 14.290 orang, menjadi relawan nonmedis. Seluruhnya tersebar se-Indonesia.
Dia mengungkapkan, Gugus Tugas Covid-19 masih membutuhkan relawan medis. Akan ditugaskan di sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) rujukan.
"Seperti Rumah Sakit Wisma Atlet, Rumah Sakit Pulau Galang, rumah sakit di Bintaro, dan rumah sakit Lapangan di Jakarta," tuturnya.
RS lapangan dibentuk guna mengembalikan fungsi RS sebagai pusat rujukan korban pada situasi bencana. Merujuk Pedoman Pengelolaan Rumah Sakit Lapangan untuk Bencana terbitan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2008, pemerintah telah mendirikannya di sembilan Pusat Penanggulangan Krisis Regional. Mencakup Medan, Palembang, Jakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Manado, dan Makassar.
Andre melanjutkan, pihaknya bekerja sama dengan Badan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kesehatan serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk mendata dan menganalisis keahlian para relawan. Sehingga, ditempatkan sesuai kebutuhan.
Koordinator Komunikasi Relawan, Joanes Joko, menambahkan, pengelolaan Gugus Tugas Covid-19 dilakukan dengan pelibatan lima pihak (community penthahelix). Pertama, pemerintah. Mencakup Kemenkes, Kemendikbud, BUMN, hingga Kantor Staf Presiden (KSP). Berikutnya kelompok bisnis, komunitas, akademisi, dan media.
"Itu strateginya. Kita melebur bersama dari semua elemen dan komponen untuk bersama-bersama menggalang, melakukan perlawanan terhadap pandemi ini," paparnya.