sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IPB minta BRIN buat sistem informasi hindari lembah kematian riset

Wakil Rektor Bidang Inovasi, Bisnis, dan Kewirausahaan IPB Erika Budiarti Laconi minta BRIN sinergikan hasil karya lembaga Iptek.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Selasa, 03 Agst 2021 16:15 WIB
IPB minta BRIN buat sistem informasi hindari lembah kematian riset

Wakil Rektor Bidang Inovasi, Bisnis, dan Kewirausahaan IPB University Erika Budiarti Laconi meminta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mensinergikan hasil karya dari lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Mencakup perguruan tinggi, penelitian dan pengembangan atau litbang, pengkajian dan penerapan atau jirap, badan usaha, serta lembaga penunjang.

Merujuk Undang-Undang (UU) Nomor 11/2019 tentang Sistem Nasional Iptek, BRIN harus mampu mengoptimalkan anggaran dengan skema pentahelix ke depan. Hasil akhirnya, jelas Erika, inovasi bukan hanya berupa karya tulis, tetapi produk yang bisa memberi kemaslahatan kepada masyarakat secara sosial ekonomi.

“Selama ini semua lembaga jirap dan litbang kementerian masing-masing ada duplikasi dalam melakukan riset. Tetapi, risetnya belum tuntas. Jadi, harus kolaborasi dan sinergi, artinya harus punya payung riset,” ucap erika dalam Alinea Forum bertajuk ‘Organisasi Riset dan Inovasi Bagi Kemajuan IPTEK’, Selasa (3/8).

Berkaca dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), BRIN harus menyusun program prioritas riset nasional dengan topik yang terseleksi. Sebagai Kepala Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University, Erika menyarankan, BRIN mempertimbangkan segi penerimaan dan kesukaan masyarakat, serta daya edar dalam seleksi uji kualitas inovasi. Sebab, inovasi harus pula selaras dengan regulasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Sponsored

Di sisi lain, BRIN juga harus membuat sistem informasi untuk mendata berbagai riset yang telah dikerjakan, hingga jenis peralatan dan lokasinya. Sehingga, mitra industri yang berkolaborasi tidak perlu lagi mengembangkan ekosistem riset dan berbagai alatnya.

“(Perlu) ada share resources. Tidak seluruhnya punya alat itu. Sehingga, tidak perlu lagi kirim sample ke luar negeri. Padahal, di dalam negeri kita punya. Alat yang kita punya tadi, karena tidak pernah dipakai itu bisa rusak,” tutur Erika.

BRIN juga perlu memiliki mitra industri untuk menampung berbagai inovasi yang dihasilkan. Misalnya, LKST, kata dia, hasil inovasi yang potensial bakal diteruskan ke holding company (perusahaan induk) IPB yang memiliki 13 anak perusahaan. Selain itu, inovasi dari LKST juga bakal ditampung mitra industri lain baik di dalam dan luar negeri.

“Tentunya ini juga perlu perjuangan dengan berat, karena berbagai paten itu (inovasi yang telah memiliki hak kekayaan intelektual) tentunya tidak serta merta industri menerimanya langsung diproduksi, sehingga beberapa kali harus kita lakukan negosiasi dengan industri, inilah yang sering kami sampaikan, pada saat itu, adanya lembah kematian dari riset-riset kita kalau kita tidak terus berjuang,” ucapnya.

Berita Lainnya
×
tekid