sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kasus menurun, Kemenkes tetap dorong masyarakat divaksin

Kemenkes sesumbar, Indonesia masih dapat mengendalikan lonjakan kasus Covid-19, terutama subvarian Omicron BA.2 hingga kini.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Senin, 21 Mar 2022 08:21 WIB
Kasus menurun, Kemenkes tetap dorong masyarakat divaksin

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali meminta masyarakat pro aktif mengikuti program vaksinasi Covid-19 sekalipun tren penambahan kasus positif harian mengalami penurunan signifikan.

Dalam sehari terakhir hingga Minggu (20/3), pukul 12.00 WIB, Kemenkes mencatat ada penambahan 7.951 kasus positif. Angka itu lebih dari sehari sebelumnya (Sabtu, 19/3), yang tercatat sebesar 9.528 kasus.

Sementara itu, kasus terkonfirmasi harian selama sepekan terakhir turun sebesar 50,33% dibandingkan minggu sebelumnya. Pun demikian dengan ppenurunan keterisian rumah sakit (BOR) yang kini hanya 15%, sedangkan kemarin 16%.

"Meski kita tengah dalam tren penurunan kasus dan indikator penanganan Covid-19 yang semakin membaik, perlu bagi kita untuk mempertahankan tren ini secara konsisten agar pandemi segera kita lalui," kata Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi.

"Kami imbau masyarakat untuk segera vaksinasi, baik vaksinasi primer maupun booster, untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus seperti yang saat ini terjadi di beberapa negara lain, seperti Jerman, Perancis, Inggris, Kanada," imbuhnya, melansir situs web Kemenkes.

Sebagai informasi, beberapa negara di Eropa mulai mengalami lonjakan kasus Covid-19 akibat distribusi subvarian Omicron BA.2. Kendati telah terdeteksi di Indonesia, tetapi Kemenkes sesumbar, lonjakannya masih bisa dikendalikan hingga kini.

Lebih jauh, Siti Nadia menerangkan, tingginya angka antibodi terhadap SARS-CoV-2, sebagaimana dalam temuan survei serologi yang sempat dipaparkan Kemenkes, tidak menjamin masyarakat terbebas dari paparan Covid-19.

Menurutnya, antibodi yang tinggi berarti mampu mengurangi dampak gejala berat dan risiko kematian akibat terinfeksi. "Terutama bagi golongan lanjut usia dan yang memiliki komorbid."

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid