sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kesabaran Warsini menabung demi haji dari berdagang bubur

Warsini membuat kisah dalam sinetron 'Tukang bubur naik haji', menjadi kenyataan.

Fitra Iskandar
Fitra Iskandar Minggu, 17 Jul 2022 15:50 WIB
Kesabaran Warsini menabung demi haji dari berdagang bubur

Warsini (60) asal Balikpapan, Kalimantan Timur, menjadi satu di antara puluhan ribu jemaah haji asal Indonesia yang mendapat kesempatan melangsungkan ibadah haji 1443 H/2022. Perjuangannya untuk bisa ke Tanah Suci, bisa menjadi inspirasi.

Warsini membuat kisah dalam sinetron 'Tukang bubur naik haji', menjadi kenyataan. Sejak muda Warsini sudah bercita-cita ingin naik haji. Maka itu, meski berjualan bubur kecil-kecilan, ia tekun menyisihkan penghasilannya untuk ditabung hingga akhirnya tahun ini ia bisa berangkat haji. 

“Sehari-hari saya jualan bubur kacang ijo, bubur ketan item, bubur sumsum, saya yang jualan, suami bantu-bantu. Dulu suami pernah kerja di perusahaan, sudah berhenti, sementara anak masih kecil-kecil,” tutur Warsini saat ditemui di sela pelepasan jemaah pertama pulang ke Tanah Air, Kamis malam, seperti dikutip laman Kemenag (17/7).

Penghasilannya dari jualan bubur tak tentu. Tapi setiap harinya ia sisihkan. Meski lama ia terus bersabar. 

Ia mengaku, di setiap Jumat ia terkadang mendapat pesanan bubur dari dari perusahaan-perusahaan yang  berada di sekitar tempat ia jualan antara 50-100 porsi.

Ibu dari tiga ini sejak  memulai usahanya sudah mencanangkan program Jumat Berkah. Pada hari-hari biasa harga setiap porsi buburnya dihargai Rp7.000,00, maka setiap Jumat menjadi Rp5.000,00. Ia pun menggratiskan buburnya bagi orang yang ingin makan bubur tapi tidak punya uang.

"Jumat berkah ini sudah saya lakukan sejak memulai usaha ini. Saya cari berkahnya dengan menurunkan harga jualan saya,” ujar wanita yang selalu melafalkan kalimat syukur saat berbincang.

“Saya juga sering memberi bubur gratis pada yang mau bubur tapi enggak punya uang, saya kasih, saya ikhlas sekali, yang saya cari kan tabungan nanti di akhirat, yang penting ikhlas, itu kuncinya,” kata Warsini yang tinggal di wilayah Muara Jawa Balikpapan.

Sponsored

Selama melaksanakan rangkaian ibadah haji, ia merasa dimudahkan, semuanya berjalan lancar. Selama di Arafah ia merasakan panas, tapi hal serupa juga dialami jemaah lainnya, Saat bermalam di Mina dan melempar jumrah, Warsini dan suaminya tidak menemui kendala, seluruhnya berjalan lancar, dan terakhir saat tawaf Ifadah.

“Saat lempar jumrah dan tawaf Ifadah, seluruhnya alhamdulillah lancar,” kata Warsini yang juga berhasil menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi ini. 

Warsini pun begitu terharu saat pertama kali melihat Kabah. Ia mengaku bahagia dan bersyukur. Tidak banyak doa yang ia langitkan pada Tuhan saat itu. 

“Sedih, senang, bersyukur, ya Allah. Doa saya, hanya minta sehat, minta rezeki yang berkah, dan minta ke sini lagi sama anak, cucu, menantu, doa saya begitu saja, sama dengan doa yang dipanjatkan saat di Arafah,” kata Warsini yang menunggu haji selama 12 tahun.

Berita Lainnya
×
tekid