sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

KPAI: 76,7% siswa tidak senang belajar dari rumah

Pembelajaran jarak jauh diterapkan saat pandemi coronavirus (Covid-19).

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Senin, 27 Apr 2020 15:54 WIB
KPAI: 76,7% siswa tidak senang belajar dari rumah

Sebanyak 76,7% siswa tidak senang belajar dari rumah. Demikian hasil survei pembelajaran dan sistem penilaian jarak jauh (PJJ) yang dilakukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

"Alasan yang tidak senang, umumnya adalah tugas-tugas yang berat selama PJJ. Padahal kalau belajar di sekolah, selama ini tidak seberat itu tugasnya," ujar Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, via konferensi virtual, Senin (27/4).

Sedangkan responden yang senang dengan PJJ sebanyak 23,3%. Alasannya, tidak perlu bangun terlalu pagi dan belajar tanpa memakai seragam sekolah. Sistem ini telah berjalan sekitar empat pekan.

Dia melanjutkan, sebanyak 73,2% responden beranggapan tugas dari guru selama PJJ tergolong berat. Sisanya, 26,8%, bersikap sebaliknya.

Di sisi lain, sebanyak 55,5% paling tidak suka dengan tugas membuat video. Disusul menjawab soal dalam jumlah banyak (44,5%), merangkum bab materi (39,4%), dan menyalin soal dari buku cetak sebelum memberikan jawaban (25,6%).

Terkait waktu pengerjaan tugas, guru memberi 1-3 jam (44,1%), 3-6 jam (34,2%), dan lebih dari enam jam sehari (21,6%). "Dalam sehari, siswa harus mengerjakan beberapa tugas. Sedikitnya dari tiga bidang studi," jelasnya.

Karenanya, sebanyak 77,8% responden kesulitan mengerjakan tugas yang menumpuk dan harus dikerjakan dalam tempo singkat. "Belum selesai tugas pertama, sudah datang tugas selanjutnya dari guru yang lain. Demikian seterusnya," beber Retno.

Sisanya, 37,1% responden, mengeluhkan kelelahan dan kurang istirahat karena tugas menumpuk dan harus dikerjakan dalam tempo singkat. Kesukaran kian parah karena 42,2% responden mengaku tidak memiliki kuota internet dan sebanyak 15,6% responden tak punya peralatan PJJ yang memadai, seperti laptop atau gawai berspesifikasi bagus.

Sponsored

Dirinya melanjutkan, PJJ lebih menekankan pemberian tugas. Pangkalnya, sekitar 81,8% responden mengaku para guru hanya memberikan tugas dan jarang menjelaskan materi, berdiskusi, ataupun tanya-jawab.

Yang menyatakan ada pemberian materi dari guru selama PJJ hanya sebanyak 43% responden. Kemudian, 17,9% menyebut terdapat sesi tanya-jawab dan 11,3% mengungkapkan guru juga mengajak diskusi.

Tak sekadar itu. Sebesar 79,9% responden menyatakan, tidak ada interaksi guru dengan murid kala PJJ berlangsung, kecuali memberi dan menagih tugas. Sisanya, 20,1%, mengaku sebaliknya.

Sementara, sebanyak 87,25 responden mengaku, ada interaksi lewat perpesanan, 20,2% via aplikasi Zoom, 7,6% melalui panggilan video WhatsApp, dan 5,2% lewat ponsel.

Responden berasal dari 54 kabupaten/kota di 20 provinsi dan sampel diambil dengan teknik acak bertingkat (multistage random sampling). Kajian menggunakan metode survei dan deskriptif kualitatif.

Sedangkan teknik mengumpulan data menggunakan kuisioner diberikan via aplikasi Google Form kepada 246 pengadu sebagai responden utama dan 1.700 responden pembanding.

Survei bertujuan mengetahui persepsi siswa tentang PJJ. Hasilnya bakal dipakai KPAI untuk mengadvokasi kebijakan itu dan sistem kenaikan kelas di era pandemi coronavirus anyar (Covid-19).

Berita Lainnya
×
tekid