sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

KPAI: Beban ibu kala pandemi Covid-19 sebabkan kekerasan terhadap anak

Lebih banyak perempuan (ibu) menjadi pelaku kekerasan terhadap anak karena menganggap anak kurang produktif.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Jumat, 24 Jul 2020 09:02 WIB
KPAI: Beban ibu kala pandemi Covid-19 sebabkan kekerasan terhadap anak

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan, beratnya beban ibu kala pandemi Covid-19, turut menyebabkan kekerasan terhadap anak. Ibu menjadi tumpuan pengasuhan dengan beban domestik berlipat. Juga beban ganda yang menyertai. Sehingga, kondisi psikologis ibu rentan menuntunnya pada kekerasan terhadap anak.

Berdasarkan survei KPAI, lebih banyak perempuan (ibu) menjadi pelaku kekerasan terhadap anak karena menganggap anak kurang produktif, seperti menonton TV atau sebesar 61%, tidur atau 60%, dan main game 49%. Jika dibandingkan dengan kultur laki-laki, perempuan lebih terbuka dalm pengasuhan.

Kendati mengalami kekerasan, anak masih memiliki emosi positif dengan senang membantu orang tua atau sebesar 60,3%, senang lebih dekat dengan orang tua atau 59,7%, dan senang lebih banyak belajar dengan orang tua atau 40,5%.

“Beban berat domestik bertumpu pada ibu selama Covid-19 termasuk tanggung jawab pengasuhan. Kondisi ketidakadilan dalam urusan rumah tangga yang dialami ibu dan kekerasan dalam rumah tangga selama Covid-19 secara terus menerus berefek domino kepada anak,” ujar Ketua KPAI Susanto dalam keterangan tertulis, Jumat (24/7).

Survei ini menemukan bahwa, kekerasan fisik terhadap anak berupa mencubit atau sebesar 39,8%, menjewer 19,5%, memukul 10,6%, dan menarik 7,7%.

Responden anak menyebut pelaku kekerasan fisik terbanyak ibu atau sebesar 60,4%, kakak/adik 36,55, dan ayah 27,4%. Bentuk kekerasan fisik yang sering dialami anak berupa dimarahi atau 56%, dibandingkan dengan anak lain 34%, dibentak 23%, diplototin 13%. Sedangkan responden anak menyebut pelaku kekerasan psikis, ibu sebanyak 79,55, ayah 42%, dan kakak/adik 20,4%.

Dari sisi responden orang tua, sebanyak 32,3% ayah dan 42,5% ibu menyatakan melakukan kekerasan fisik. Sementara itu, sebanyak 69,6% ayah dan 73% ibu mengaku melakukan kekerasan fisik.

Ironisnya, hanya 33,8% responden orang tua mengaku pernah mengikuti pelatihan atau memperoleh informasi tentang pengasuhan. Data itu menunjukkan adanya gap antara apa yang dilakukan orang tua dan yang diterima anak dlaam pengasuhan. Ke depan perlu peningkatan pemahaman tentang pengasuhan bagi ayah dan ibu.

Sponsored

Hasil survei ini menjelaskan, bahwa dalam pengasuhan ibu lebih dominan. Sebesar 21% ayah tidak pernah mendampingi anak belajar. Lalu, sebanyak 17,5% ayah tidak pernah mendampingi anak beraktivitas selain belajar.

KPAI melakukan survei ini secara terpisah kepada anak dan orang tua. Survei memiliki responden orang tua perempuan lebih besar atau 74,4%. Sisanya, orang tua laki-laki 25,6%. Survei dilakukan secara daring mulai 8 hingga 14 Juni 2020 dengan melibatkan 25.146 anak dan 14.169 orang tua yang tersebar di 34 provinsi.

Berita Lainnya
×
tekid