sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kredibilitas BPOM dipertaruhkan dalam uji klinis vaksin

BPOM diminta profesional dan objektif menilai vaksin Covid-19.

Achmad Al Fiqri
Achmad Al Fiqri Senin, 14 Des 2020 13:42 WIB
Kredibilitas BPOM dipertaruhkan dalam uji klinis vaksin

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Mulyanto meminta Badan Pengawasa Obat dan Makanan (BPOM) profesional dan objektif dalam menilai hasil uji klinis fase III vaksin Covid-19 dari Sinovac. Kredibilitas BPOM, kata dia, akan dipertaruhkan dalam uji klinis tersebut.

Dia mengingatkan agar proses pemeriksaan harus dilakukan hati-hati dan sesuai ketentuan sebelum diberikan izin Emergency Use Authorization (EUA).

"Jangan sampai karena tekanan pemerintah atau kejar tayang maka proses perizinan digampangkan atau keluar dari standar proses yang ada," ujar Mulyanto, dalam keterangannya, Senin (14/12).

Terlebih, lanjut Mulyanto, pemerintah sudah terlanjur memesan 1,2 juta dosis vaksin buatan Sinovac dari China itu yang saat ini tengah disimpan di gudang Bio Farma, Bandung.

Anggota Komisi VII DPR RI itu menegaskan, BPOM harus melakukan review terhadap semua prosedur penelitian dan uji klinis tahap III vaksin ini, termasuk tingkat validitasnya. Termasuk membuka informasi prosedur perizinan tersebut kepada masyarakat guna diawasi bersama.

"Standar ilmiah ini harus menjadi batu uji empiris BPOM, sehingga setiap prosedur pengujian dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian masyarakat jadi lebih yakin bahwa vaksin Covid-19 buatan Sinovac imunogenitas efektif dan aman bagi penggunanya," tutur Mulyanto.

Politikus PKS itu meyakini, tipu daya ilmiah dalam hasil uji klinis tahap III dapat dihindari lantaran segala indikator pengukuran sudah jelas dan baku.

"Sehingga selama hasil uji klinis tahap III ini terbuka bagi masyarakat ilmiah maka tipu-tipu ilmiah, yang akan merugikan masyarakat, dapat dihindari," ucapnya.

Sponsored

Dia mengingatkan, jangan sampai BPOM yang bersifat independen dan obyektif dapat disetir pihak tertentu.

"Ini tidak kita inginkan bersama. Kredibilitas BPOM akan dipertaruhkan. Kalau demikian akhirnya yang dirugikan uang Negara dan rakyat juga," pungkas Mulyanto.

Untuk diketahui, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 dari China telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta Minggu (6/12) malam. Vaksin dikemas dalam 33 paket dengan berat bruto 9.229 kilogram.

Jumlah vaksin yang diimpor sebanyak 1,2 juta vial dosis vaksin dan 568 vial  dosis vaksin untuk contoh pengujian. Vaksin tersebut diimpor dari Sinovac Life Science Corporate Ltd, Cina, dalam bentuk vero cell dengan nama penerima PT Bio Farma (Persero).

Sebanyak 3 juta vaksin telah dibuat komitmennya oleh pemerintah dengan uang muka 80% telah dibayarkan. Sisanya akan dikirim menyusul sebanyak 1,8 juta dosis.

Berita Lainnya
×
tekid