sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Lapor Covid-19: Komunikasi risiko kita sejak awal cenderung bermasalah

Kegagalan mengatasi pandemi dengan prinsip equality bisa memicu survival of the fittest yang tidak adil karena struktur ekonomi politik.

Natasya Maulidiawati
Natasya Maulidiawati Selasa, 19 Okt 2021 12:32 WIB
Lapor Covid-19: Komunikasi risiko kita sejak awal cenderung bermasalah

Co-Leader Lapor Covid-19 Ahmad Arif mengatakan, Indonesia berada pada satu titik, di mana angka kasus kematian dan kasus aktif sudah sangat rendah. Namun, Indonesia tetap harus berhati-hati dan waspada dengan angka kenaikan kembali. Indonesia juga memiliki kerawanan karena cakupan vaksin yang masih terbatas terutama pada kelompok masyarakat rentan.

“Satu hal yang harus kita ingat, situasi kasus Covid-19 yang menurun saat ini kita capai dengan pengorbanan yang sangat besar sekali. Jika berbicara mengenai angka kasus ataupun kematian jauh lebih tinggi dari pada yang terlaporkan,” ujarnya dalam Webinar Dari Waktu ke Waktu: Ketangguhan Masyarakat Rentan dan Kesiapan Pelayanan Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak dalam Menghadapi Pandemi COVID-19, Selasa (19/10).

Lapor Covid-19 menerima banyak sekali laporan tingkat kematian di desa yang sebagian besar tidak teridentifikasi sebagai Covid-19, terutama pada Juli dan Agustus.

“Beberapa waktu yang lalu, saya mengambil sample di kawasan Burujul Wetan Jatiwangi Kabupaten Majalenka, terdapat lonjakan kasus kematian sampai sepuluh kali lipat dibandingkan rata-rata tahunannya. Dalam satu bulan mencapai 50 kasus kematian sedangkan rata-ratanya hanya sekitar tiga sampai lima orang. Kemudian teridentifikasi sebagai Covid karena diperiksa dan hanya kurang dari 10% yang terkonfirmasi meninggal karena Covid,” terangnya.

Lebih lanjut, Arif menuturkan alasan kasus kematian di desa tidak terkonfirmasi adalah karena sebagian masyarakat cenderung menghindari Rumah Sakit karena takut dengan stigma atau isu terkait Covid-19 serta dianggap sebagai beban ekonomi. Sehingga masyarakat di desa rela sakit bahkan meninggal tanpa diketahui apakah terjangkit Covid atau tidak.

Selain itu, terdapat lonjakan kasus kematian berlebih di Jawa selama Juli 2021 hingga 10 kali lipat. Lonjakan kasus kematian di desa ini tidak tergambar dalam data resmi pemerintah. 

“Persoalan komunikasi risiko menjadi sangat penting, karena memengaruhi persepsi risiko publik kemudian untuk mengangkat persoalan ini dan menurut saya, ini menjadi catatan penting bahwa komunikasi risiko kita sejak awal cenderung bermasalah,” tutur Co-Leader Lapor Covid-19.

Di masyarakat, lanjut Arif, terdapat narasi tentang Covid. Ada masyarakat yang memang serius menerapkan protokol kesehatan karena sadar dan tahu bahayanya ancaman Covid. Namun sebaliknya, ada juga masyarakat yang ketika terdapat lonjakan kasus, tetapi masih menyangkal peristiwa tersebut.

Sponsored

Secara umum, Indonesia memiliki persoalan yang serius mengenai komunikasi risiko yang tidak konsisten. Di satu sisi, ingin masyarakat itu tidak panik menghadapi pandemi Covid, karena kepanikan justru akan menambah keparahan. Namun, hal tersebut akan membawa kepada toxic positivy.

“Kegagalan mengatasi pandemi dengan prinsip equality bisa memicu survival of the fittest yang tidak adil karena struktur ekonomi politik sebelum wabah yang timpang, sehingga struktur korban bisa membentuk piramida dengan yang paling rentan secara fisik dan sosial ekonomi berada di dasarnya,” tutup Arif.

Berita Lainnya
×
tekid