sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mahasiswa meninggal di Kendari bertambah, Presiden didesak copot Kapolri

Jatuhnya korban tewas dalam aksi di Kendari menunjukkan adanya pelanggaran kemanusiaan.

Gema Trisna Yudha
Gema Trisna Yudha Jumat, 27 Sep 2019 08:34 WIB
Mahasiswa meninggal di Kendari bertambah, Presiden didesak copot Kapolri

Mahasiswa yang tewas akibat aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Sulawesi Tenggara bertambah menjadi dua orang. Muhammad Yusuf Kardawi, mahasiswa fakultas teknik Universitas Haluoleo, Kendari, Sultra, akhirnya meninggal. 

Mahasiswa berusia 19 tahun itu mengembuskan napas terakhir setelah menjalani perawatan serius di RS Bahteramas, Kendari. Yusuf mendapat luka parah di bagian kepala.

Adapun korban jiwa pertama dalam aksi pada Kamis (26/9), adalah Immawan Randi, mahasiswa fakultas perikanan dan ilmu kelautan Universitas Haluoleo. Randi yang merupakan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), meregang nyawa setelah dada sebelah kanannya ditembus peluru tajam.

Atas peristiwa ini, Komisioner Ombudsman RI Laode Ida mendesak Presiden Joko Widodo mencopot Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto. Peristiwa ini dinilai La Ode menjadi bukti bahwa aparat kepolisian tak pernah belajar dan tak merasa bersalah dari kesalahan yang diperbuatnya. 

Hal ini lantaran polisi juga melakukan hal yang sama, sehingga mengakibatkan korban tewas, dalam aksi demonstrasi berujung rusuh pada 21 dan 22 Mei 2019 lalu.

"Saya berharap bersikap tegas beri sanksi pada pimpinan Polri yang terus saja merasa nyaman terhadap korban jiwa manusia, akibat tindakan brutal aparatnya.  Presiden sudah saatnya beri sanksi terhadap pimpinan Polri berupa pencopotan Kapolri dan Wakapolri," kata La Ode dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (27/9).

Tak hanya itu, dia juga meminta sanksi yang sama diberlakukan pada Kapolda Sultra Brigjen Pol Iriyanto, serta kapolda lain yang jajarannya melakukan tindakan tak manusiawi menghadapi masyarakat.

Laode juga meminta Presiden mengevaluasi tugas dan kewenangan Polri di era demokrasi saat ini. Menurutnya, tugas dan kewenangan Polri sudah berlebihan dan cenderung tidak profesional. 

Sponsored

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Najih Prastiyo mengatakan, jatuhnya korban tewas dalam aksi di Kendari menunjukkan adanya pelanggaran kemanusiaan.

"Ini persoalan kemanusiaan yang hari ini dilanggar oleh aparat di sana," kata Najih di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Kamis malam, di sela aksi solidaritas meninggalnya Immawan Randi.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin turut menyesalkan peristiwa ini. Namun dia meminta segenap warga Muhammadiyah, terutama Angkatan Muda Muhammadiyah, agat tetap tenang dan tidak terhasut untuk melakukan tindakan anarkis. 

Din juga mendorong agar peristiwa ini dapat diusut secara tuntas dan transparan. 

"Mendorong  pengusutan yang jujur, adil, dan transparan. Maka agar tidak menimbulkan fitnah, sebaiknya dilakukan autopsi oleh tim internal Muhammadiyah atau tim profesional dan imparsial," kata Din.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, polisi masih menunggu hasil autopsi untuk mengungkap penyebab tewasnya Randi. 

"Masih proses autopsi untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab utama kematiannya," ujarnya. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid