sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mahfud anggap wajar polisi tak bisa antisipasi bom di Medan 

Teroris menggunakan taktik hit and run sehingga sulit untuk dideteksi.

Fadli Mubarok
Fadli Mubarok Rabu, 13 Nov 2019 15:57 WIB
Mahfud anggap wajar polisi tak bisa antisipasi bom di Medan 

Menteri Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membantah pemerintah kecolongan dalam peristiwa bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara. Menurut dia, wajar jika aksi teroris tak terdeteksi oleh aparat keamanan. 

"Tindakan terorisme memang demikian adanya, bisa dibaca namun tak dapat ditebak rencana eksekusinya. Main hit and run, lari sembunyi, lari sembunyi," kata Mahfud di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (13/11). 

Mahfud mengatakan, pemerintah akan menggelar beragam upaya untuk memastikan kondisi keamanan terjaga pascaserangan teroris, termasuk di antaranya membongkar jaringan pelaku teror. Ia pun meminta publik besabar menunggu hasil kajian tim di lapangan. 

"Tetapi yang jelas kita menindak seperti itu kan langsung mencari jaringannya. Itu pintu masuk untuk membuka jaringan dan itu selalu tidak sulit untuk melakukan ini," papar Mahfud.

Bom bunuh diri meledak di Mapolrestabes Medan sekitar pukul 08.45 WIB. Menurut polisi, pelaku mengaku berniat membuat surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) sebelum meledakkan diri. Pelaku terlihat masih muda dan mengenakan atribut ojol. 

Menurut Mahfud, peristiwa serangan bom bunuh diri tersebut menunjukkan siapa pun bisa menjadi 'pengantin'. Karena itu, ia meminta agar publik tetap waspada. Apalagi, dalam sejumlah kasus terorisme, perempuan dan anak-anak dilibatkan. 

"Sekarang ada perempuan (jadi pelaku juga). Ada tiga kasus perempuan. Yang satu yang Sidoarjo, Sidoarjo kan meledakkan diri dengan anaknya. Yang kedua, yang nusuk Wiranto itu kan perempuan. Yang di Sibolga itu yang ditangkap suaminya, lalu dia mau ditangkap, meledakkan diri juga itu perempuan," kata Mahfud.


 

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid