sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pemerintah didorong gandeng RS swasta tangani Covid-19

Pemerintah dinilai masih kurang efektif mencegah penyebaran coronavirus.

Fadli Mubarok
Fadli Mubarok Minggu, 08 Mar 2020 15:56 WIB
Pemerintah didorong gandeng RS swasta tangani Covid-19

Kepala Lembaga Biologi Molekul Eijkman, Amin Subandrio mendorong pemerintah melibatkan rumah sakit (RS) swasta dalam menangani penyebaran coronavoris jenis baru atau Covid-19.

Menurut Amin, pelibatan ratusan rumah sakit negeri yang menjadi rujukan pemerintah saat ini masih kurang efektif mencegah penyebaran virus tersebut. Terlebih di kalangan masyarakat atas.

"Kemudian saya ingin usulkan supaya rumah sakit swasta itu dilibatkan, Pak. Kenapa? Karena banyak orang-orang yang masuk ke Indonesia itu atau yang pulang dari luar negeri itu yang menengah ke atas, dan mereka kalau merasa sakit atau mau konsultasi pasti ke rumah sakit swasta," papar Amin dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (8/3).

Karena swasta tidak diberikan wewenang menangani langsung, sambung Amin, maka potensi penyebaran Covid-19 kemungkinan besar masih terjadi. Sejauh ini, lanjut Amin, pihak swasta hanya bisa melakukan deteksi awal.

Penangan kesehatan menjadi ribet ketika pihak swasta menemukan indikasi Covid-19 pada pasiennya, karena butuh koordinasi dengan dinas kesehatan. 

Imbasnya, kata Amin, penanganan yang dilakukan akan melahirkan jeda berhari-hari.

"Harusnya mereka (RS swasta) bisa memutuskan tindakan apa yang diberikan kepada pasien, artinya ada screening awal. Kalau tidak, ada kecurigaan kuat ke arah sana kalau setelah dirujuk delay-nya satu hari saja itu bisa dibayangka pasien itu sudah kontak dengan berapa orang," jelasnya.

Selain itu, fasilitas yang dimiliki oleh RS swasta juga bisa membantu pemerintah dalam menanggulangi wabah tersebut. Namun, lanjut Amin, langkah ini tetap memerlukan regulasi dalam konteks etika dan teknis.

Sponsored

"Kalau seandainya diberi wewenang RS swasta yang memang memiliki fasilitas mereka bisa membantu kita untuk early detection. Tentunya harus diregulasi. Kalau misal positif mereka enggak boleh ngomong dulu, harus cepat memberi tahu kepada Kemenkes misal setelah divalidasi dan dipastikan betul positif baru diumumkan, supaya tidak muncul dari mana-mana informasinya," pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid