sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Pengamat: Bebaskan Ba'asyir, Jokowi bisa dongkrak citra

Apabila Presiden Jokowi berani membuat keputusan yang humanis. Maka ini, menjadi hal positif bagi pemerintahannya.

Arif Kusuma Fadholy
Arif Kusuma Fadholy Kamis, 01 Mar 2018 14:05 WIB
Pengamat: Bebaskan Ba'asyir, Jokowi bisa dongkrak citra

Usai kunjungan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu ke keluarga Abu Bakar Ba'asyir di kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah. Ba'asyir hari ini (1/3) pukul 10:30 WIB tiba di RSCM untuk mengikuti serangkaian perawatan atas sakit yang dideritanya yakni penyakit kelainan pembuluh darah. 

Sementara permintaan keluarga agar Ba'asyir dibebaskan agar bisa merawatnya di rumah dipastikan ditolak. Namun pemerintah menyetujui tokoh Islam di Indonesia keturunan Arab yang tahun ini genap berusia 80 tahun ini, dirawat di RSCM untuk mengikuti serangkaian sejumlah tes kesehatan. 

Seperti diketahui, pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia ini divonis 15 tahun penjara pada tahun 2011 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ba'asyir disebut sebagai perencana dan penyandang dana bagi pelatihan kelompok bersenjata di Aceh ini. 

Pengamat Terorisme Harits Abu Ulya menyarankan, sebaiknya pemerintah mengabulkan permintaan keluarga Ba'asyir. Lagipula, mengizinkan tokoh Islam tersebut dirawat oleh keluarga akan menguntungkan Jokowi dalam hal citra. 

"Apabila Presiden Jokowi bisa bermurah hati sebagai pemimpin mengabulkan permohonan keluarga, tentu akan sangat positif bagi citra beliau sebagai Presiden," ujar Harits kepada Alinea.id pada Kamis (1/3).

Paling tidak kata Harits ada dua opsi untuk sang ustadz. Pertama, dipindahkan dari Lapas Gunung Sindur Bogor ke Lapas Solo. Kedua, atau disiapkan tahanan rumah di Solo. Alasan pemindahan menyangkut aspek keamanan. 

Lebih lanjut Harits menilai permintaan keluarga Ba'asyir untuk merawatnya di rumah sebagai hal yang rasional. Jadi menurut Harits, pemerintah tidak perlu kuatir soal dampak negatifnya.

Sebaliknya, apabila Presiden Jokowi berani membuat keputusan yang humanis. Maka ini, menjadi hal positif bagi pemerintahannya. Pertimbangan usia, kesehatan dan perlunya perawatan yang ekstra dan bertahap pun menjadi pertimbangan. 

Sponsored

Apalagi para ulama di Indonesia juga banyak mendukung dan mengapresiasi jika permohonan keluarga ini direalisasikan. Dalam konteks isu terorisme, menurutnya sosok seorang ustadz ABB sudah jauh dari pusaran orang-orang yang selama ini punya potensi melahirkan gangguan keamanan.

Rangkaian aktivitas terorisme pada awal tahun 2000 kerap disangkutpautkan dengan Ba'asyir. Majalah TIME menulis pada tahun 2002 menulis berita dengan judul Confessions of an Al Qaeda Terrorist dan menyebut Ba'asyir sebagai perencana peledakan di Mesjid Istiqlal. 

Time yang mengutip dokumen CIA menduga Ba'asyir sebagai bagian dari jaringan terorisme internasional yang beroperasi di Indonesia. Ba'asyir disebut bercita-cita membentuk negara Islam di Asia Tenggara.

Berita Lainnya
×
tekid