sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polisi dalami marketplace yang digunakan DE untuk dagang senjata

Lantaran, ada dugaan hasil dari penjualannya tersebut akan digunakan untuk kegiatan terorisme.

Immanuel Christian
Immanuel Christian Selasa, 15 Agst 2023 15:53 WIB
Polisi dalami marketplace yang digunakan DE untuk dagang senjata

Kepolisian melakukan pendalaman terhadap lokapasar (marketplace) yang menjadi wadah kamuflase oleh DE selaku tersangka tindak pidana terorisme. DE adalah pegawai KAI yang ditangkap di Bekasi, Jawa Barat.

Kabag Banops Densus 88 Kombes Aswin Siregar mengatakan, pendalaman itu untuk melihat operasi DE dalam menjajakan senjata apinya. Lantaran, ada dugaan hasil dari penjualannya akan digunakan untuk kegiatan terorisme.

“Yang bersangkutan ini kan karyawan BUMN. Saya kira, gaji dia sudah cukup. Kami memang dalami aktivitas marketplace tersebut apakah itu untuk membeli bahan yang pertama. Karena dia juga jual beli di situ kemudian kentungan itu untuk meng-upgrade senjata. Itu biayanya berapa?” katanya di Mabes Polri, Selasa (15/8).

Pendalaman dilakukan terhadap transaksi maupun akun lainnya yang berinteraksi dengan DE. Maka dari itu, penyidik akan bekerja sama dengan pihak lain untuk melihat segi keuangan maupun penjualan di marketplace tersebut. Sebab, DE menggunakan akun palsu untuk menjalankan dagangannya.

“Karena yang bersangkutan menggunakan akun fake bukan akun real dengan nama dan nomor yang yang bersangkutan. Marketplace Itu kamuflase memang, itu caranya dia mencari uang juga tetapi juga menyamarkan aktivitasnya terkait dengan barang-barang ini,” ucapnya.

Sebelumnya, Aswin menyampaikan, DE sulit terlacak karena hati-hati dalam menjalankan aksinya. Ia berkamuflase dengan memanfaatkan salah satu marketplace

"Yang bersangkutan punya akun marketplace. Akun penjualan online," katanya dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, pada Selasa (15/8).

DE menjual berbagai peralatan militer melalui marketplace. "Ada gear, baju tactical, termasuk senjata," ujarnya.

Sponsored

Aswin melanjutkan, beberapa akun DE di media sosial sempat dilaporkan dan ditutup Facebook dan YouTube. Namun, ia membuat akun baru agar aktivitasnya terus berjalan.

"(Ditutup) karena diduga propaganda terorisme. Namun, seperti yang lainnya: bikin akun lagi, mem-posting lagi, dan lebih private belakangan ini," tuturnya.

Aktivitas DE menyebarkan paham esktremisme meningkat dalam tiga pekan terakhir. Ia bahkan rutin mendorong aksi terorisme dengan dalih amaliah.

Agar ajakannya tidak terlacak, pesan DE dikirim secara privasi. Bahkan, menggunakan hapus pesan otomatis berbasis durasi (message timer) sehingga pesan langsung terhapus dari server dan jaringan saat sampai di penerima.

Berita Lainnya
×
tekid