sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Prosedur vaksinasi Covid-19 untuk lansia

Sebanyak 21 juta lansia akan menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 tahap dua oleh pemerintah. Imunisasi menggunakan CoronaVac.

Silvia Nita Nur Aryanti Ayu Nur Alizah
Silvia Nita Nur Aryanti | Ayu Nur Alizah Senin, 15 Feb 2021 23:47 WIB
Prosedur vaksinasi Covid-19 untuk lansia

Lanjut usia kini masuk dalam sasaran program vaksinasi Covid-19, terutama pada tahap kedua. Namun, penyuntikan terhadap kelompok ini berbeda dengan kategori lain.

"Untuk penyuntikan menggunakan vaksin Sinovac (CoronaVac), yang mana interval (jarak) penyuntikan khusus kepada lansia adalah 28 hari," ujar Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, dalam keterangan tertulis, Senin (15/2).

Dirinya melanjutkan, lansia menjadi prioritas imunisasi untuk mengantisipasi risiko fatal. Terdapat 21 juta orang kategori ini yang akan disasar.

Selain interval penyuntikan, vaksinasi terhadap lansia juga dilakukan dengan syarat suhu tubuh maksimal 37,5 derajat celcius dan tekanan darah dilarang lebih dari 180/110 mmHg.

"Intinya, pemberian vaksinasi kepada para lansia ini berkaitan dengan kondisi fisik dan wujud aspeknya bersifat kehati-hatian," jelasnya.

Kemudian, diberikan lima pertanyaan mengenai efek apa yang terjadi pada saat diberikannya vaksinasi ini kepada lansia. Detailnya, mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga? Sering merasa kelelahan? Memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit (hipertensi, diabetes, kanker, penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke, dan penyakit ginjal)? Mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100-200 meter? dan mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam setahun terakhir?

Apabila tiga pertanyaan atau lebih dijawab "iya", maka vaksin tidak dapat diberikan. Karenanya, calon penerima diharapkan memberikan keterangan sesuai kondisi kesehatan sebenarnya.

"Itu juga agar bisa memberikan efek vaksin yang maksimal dan memperkecil risiko terjadinya kejadian ikutan pasca-imunisasi atau KIPI yang serius," tutup Siti.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid