sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Tiga korban gempa Mamuju belum ditemukan

TNI bersama BASARNAS terus mencari korban gempa di Mamuju.

Firda Junita
Firda Junita Selasa, 19 Jan 2021 18:47 WIB
Tiga korban gempa Mamuju belum ditemukan

Danrem 142/ Tatag, Brigjen TNI Firman Dahlan, selaku ketua pengendali pemulihan bencana gempa bumi Sulawesi Barat mengungkapkan, sampai saat ini ada tiga korban di Mamuju belum ditemukan pascagempa pada Jumat (15/01).

“Kami bersama BASARNAS terus mencari kemungkinan korban yang masih tertimbun,” ujarnya saat Konferensi Pers Kondisi Terkini Penanganan Bencana Pasca Gempa M 6,2 Sulawesi Barat oleh BNPB Indonesia, Selasa (19/01).

Meski demikian, ada beberapa progres terkait penanganan pascagampa, yaitu memelihara akses jalan atau jembatan yang rusak akibat gempa di Mamuju, memenuhi kebutuhan dasar, serta memperbaiki saluran telekomunikasi yang rusak.

“Berdasarkan informasi awal, terdapat jembatan putus di Mamuju. Namun, jembatan tersebut masih bisa dipakai dan hanya tertimbun tanah. Progres berikutnya, sekarang kebutuhan dasar dan kebutuhan untuk kegiatan operasional sudah bisa kita penuhi. Selain itu, komunikasi sudah bagus, tidak ada kendala, dan sudah bisa berkomunikasi menggunakan HP,” tuturnya.

Dalam upaya untuk menampung pengungsi, pihaknya bersama berbagai relawan dan stakeholder sudah menyediakan beberapa kluster pengungsian yang dilengkapi dengan kebutuhan dasar seperti air bersih dan dapur umum.

“Demi menanggulangi bencana, diperlukan keterlibatan seluruh stakeholder bersama BASARNAS, BNPB, BPBD, termasuk rekan Polri dan TNI yang terbagabung ke dalam satuan tugas (Satgas). Sebagai bentuk perhatian, TNI menyiapkan kapal rumah sakit sehingga bisa mengatasi kesulitan masyarakat yang tidak tertampung di rumah sakit,” jelasnya.

Sementara Direktur Kesiapsiagaan BASARNAS Didi Hamzar menyampaikan telah melakukan pencarian terhadap 20 sektor yang ada di empat kelurahan, yaitu Kelurahan Dinanga, Kelurahan Remuku, Kelurahan Karema, dan Kelurahan Semboro.

“Dari empat kelurahan, kami bagi menjadi 20 sektor dan 12 titik prioritas pencarian. Sampai saat ini, tiga orang belum ditemukan dan keseluruhan korban meninggal ada 90 orang. Besok, kami akan terus berupaya melakukan pencarian dan monitoring ke wilayah yang belum kami anggap maksimal,” ujarnya.

Sponsored

Terkait layanan kesehatan korban gempa, Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan dr. Budi Sylvana menyampaikan bahwa layanan kesehatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu layanan rumah sakit dan layanan puskesmas dan titik pengungsian.

“Untuk layanan rumah sakit, dari empat rumah sakit yang ada di Mamuju, hanya dua rumah sakit yang bisa beroperasi, yaitu Rumah Sakit Regional dan Rumah Sakit Bhayangakara. Namun, pihak TNI sudah membantu rumah sakit kapal yang saat ini sudah onsite di Mamuju. Kemudian, besok akan ada tambahan lagi satu rumah sakit terapung dari Airlangga Surabaya,” jelasnya.

Untuk tenaga kesehatan, Budi mengungkapkan, semua tenaga spesialis seperti ahli orthopedi, ahli anestesi, ahli paru-paru, ahli penyakit dalam, dan ahli kandungan perlu didatangkan dari luar Sulawesi. Namun, ia mengaku, pihaknya akan terus berupaya agar kebutuhan dokter ahli terpenuhi selama masa bencana.

“Saat ini kami masih mengandalkan tim dari luar karena banyaknya petugas yang belum masuk kerja sehingga kami dari Kemenkes dan seluruh stakeholder yang terkait harus back up fungsi dinas dan layanan rumah sakit sehingga layanan kesehatan ini kami jamin harus berjalan,” katanya.

Kemudian, untuk layanan puskesmas dan pengungsian, tiga puskesmas terdampak di Mamuju sudah beroperasi seperti biasa mulai kemarin. Sementara untuk titik pengungsian, Budi menyebutkan, dari 40 titik yang terdata terdapat satu titik yang belum bisa dijangkau.

“Maka dari itu, hari ini kami meminta bantuan dan menugaskan tim dokter lintas batas untuk mengatasi daerah tersebut sehingga mudah-mudahan seluruh titik pengungsian yang ada sudah bisa dilayani untuk layanan kesehatan,” ucapnya.

Budi menuturkan, pelayanan kesehatan pada kondisi pandemi ini memiliki tantangan tersendiri. Sejauh ini, terdapat lebih dari 500 relawan yang terdaftar untuk membantu pelayanan kesehatan.

“Di satu sisi kami harus menangani masalah kesehatan secara umum, di sisi lain kita tidak boleh berhenti untuk menangani pandemi. Untuk itu, Kemenkes mendatangkan tim dari Jakarta maupun Makassar untuk melakukan proses screening termasuk di titik pengungsian. Untuk memastikan proses testing, Kemenkes juga mendatangkan mobile PCR dan swab antigen agar bisa dilaksanakan langsung di Mamuju,” tukasnya.

Berita Lainnya
×
tekid