sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Transjakarta disarankan beralih pakai bus listrik

Masyarakat Ibu Kota diminta beralih menggunakan kendaraan listrik tujuannya untuk mengatasi masalah polusi udara.

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Senin, 23 Sep 2019 15:49 WIB
Transjakarta disarankan beralih pakai bus listrik

Pengamat Tata Kota dan Transportasi dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, mengatakan pemakaian kendaraan listrik di Jakarta harus dimulai dari trasnportasi umum. Hal tersebut perlu dilakukan sebagai contoh kepada masyarakat. Juga mendorong minat masyarakat untuk beralih ke kendaraan berbahan bakar listrik.  

Demikian kebijakan tersebut juga diimbau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Masyarakat Ibu Kota diminta beralih menggunakan kendaraan listrik tujuannya untuk mengatasi polusi udara. Berbagai insentif pun ditawarkan Pemprov DKI Jakarta bagi pengguna kendaraan listrik.

“Misalnya Transjakarta, coba dioperasikan dulu. Sebenarnya, angkutan umum di Jakarta pun sudah berbasis listrik seperi MRT, LRT, dan Commuter Line/KRL. Tapi bus kan belum,” kata Yayat di Jakarta pada Senin (23/9).

Dengan begitu, kata dia, masyarakat bisa melihat infrastruktur pendukungnya. Misalnya, ketika bus Transjakarta mengisi ulang baterai, masyarakat jadi tahu prosedur dan tata caranya. Diharap, dengam melihat langsung masyarakat tertarik untuk beralih ke kendaraan listrik.

“Jadi kan pada tahu, oh kalau naik kendaraan listrik tuh seperti ini. Isi energinya seperti apa, mereka jadi tahu," ucap Yayat.

Kepala Divisi Corporate Secretary dan Humas Transjakarta, Nadia Diposanjoyo, mengatakan saat ini PT Transjakarta telah bekerja sama dengan penyedia bus listrik seperti merek MAB (Mobil Anak Bangsa) dan BYD dengan distributor resmi Bakrie Autopart yang sudah dilakukan uji coba. 

Menurutnya, setelah Perpres Mobil Listrik terbit, Transjakarta akan mengujicoba berbagai merek bus dari pabrikan di dunia, seperti Eropa, Amerika, dan Asia.

"Saat uji coba kurang lebih 6 bulan, sekitar 14 ribu pelanggan mencoba bus listrik ini. Uji coba dilakukan di Monas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Ancol, dan Ragunan," kata Nadia.

Sponsored

Nadia menuturkan, pengoperasian bus listrik tersebut tidak membebani Pemerintah Provinsi DKI Jakarta maupun PT Transjakarta. Sebab, keduanya tidak membeli kendaraan listrik tersebut, melainkan hanya membayar biaya operasionalnya.

“Kita tinggal bayar ke operator nanti, istilahnya kaya nyewa. Misalnya, nanti bayar per kilometer gitu," ucap Nadia.

Transjakarta berencana mengganti bus berbasis fosil dengan full electric secara bertahap. Salah satunya untuk mengurangi polusi udara di Ibu Kota. Namun saat ini pihak Transjakarta masih menunggu izin operasi. Nadia mengatakan, pihaknya menargetkan awal tahun 2020 bus listrik diharap sudah bisa beroperasi sebagai angkutan umum.

"Masih menunggu plat kuning dan turunnya Pepres. Transjakarta konfiden terhadap garansi, ketangguhan merek, kesiapan suku cadang, perawatan, pemeliharaan, kesanggupan untuk transfer ilmu pengetahuan bagi para mekanik kami. Untuk jangka panjang, tentu perlu pertimbangan pemenuhan konten lokal," kata Nadia.

Selain itu, PT Transjkarta mengaku sudah berkomunikasi dengan PT PLN dalam hal penyediaan listrik untuk isi ulang baterai nantinya. "Kita sudah kerja sama untuk menaruh titik yang pas untuk bisa charge nanti. Rencananya di pul kami," ujar Nadia.

Berita Lainnya
×
tekid