sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Cetakan gol, ukiran mahal Alireza Jahanbakhsh

Menjelang Piala Dunia Qatar 2022, spirit Alireza Jahanbakhsh menyala merah seperti warna kostum Tim Melli, julukan Iran.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Selasa, 11 Okt 2022 19:43 WIB
Cetakan gol, ukiran mahal Alireza Jahanbakhsh

Suting sekeras bom gas menjadi ciri khas tendangan Alireza Jahanbakhsh. Paten mencetak gol, dia mengukir sejarah sebagai pemain termahal Iran sepanjang masa.

Jahanbakhsh telah memberi tiga asis di raksasa Belanda, Feyenoord Rotterdam, musim 2022. Klubnya masih bertengger di papan atas. Tapi Alireza hanya menghangatkan bangku cadangan di pekan kesembilan saat Feyenoord unggul 2-0 atas FC Twente, Minggu (9/10).

Kilas balik tiga musim tersuburnya 2015–2018 bersama AZ Alkmaar dengan 34 skor dalam 85 penampilan. Kemahalan kakinya memecahkan rekor, seharga 17 juta euro saat pindah ke Brighton and Hove Albion pada 2018.

Pelatih tim nasional Iran, Carlos Queiroz, senantiasa memposisikan Alireza ke sayap kanan. Ia menguasai lebar lapangan pada dua laga awal Piala Dunia 2018. Selama 85 menit awal versus Marokko dan 16 menit akhir kontra Spanyol. Gantian direposisi lebih ke dalam sepanjang 70 menit melawan Portugal sebelum digantikan.

Kesempatan dalam tiga pertandingan Iran di Rusia 2018, Jahanbakhsh gagal menghasilkan gol. Ia juga tak pernah tampil penuh. Tapi menjelang Piala Dunia Qatar 2022, spiritnya menyala merah seperti warna kostum Tim Melli, julukan Iran. Uji coba menghadapi Aljazair di Jassim Bin Hamad Stadium, Doha, pada 13 Juni, golnya menyamakan kedudukan. Menyongsong umpan silang ke mulut gawang, lonjoran kakinya menggapai bola. Kendati skor berakhir 1-2, Iran kalah.

Sementara Karim Ansarifard memakai nomor keramat 10, Alireza Jahanbakhsh berpunggung angka favorit superstar 7. Di antara mereka, Mehdi Taremi si nomor 9. Variasi tukar antara ketiga striker itu menjadi tumpuan strategi Coach Queiroz. Mereka silih berganti, terakhir tampil pada tiga laga pemanasan. Kalah dari Aljazair 1-2, melibas Uruguay 1-0, dan bermain seri dengan Senegal 1-1.

Grup B di Qatar 2022 secara luas digambarkan sebagai "grup maut" untuk Piala Dunia ini. Peringkat FIFA rata-rata tertinggi dari grup mana pun, rangking per Oktober menempatkan Inggris di urutan 5, Amerika Serikat 16, Wales 19, dan Iran 20. Friksi tambahannya berupa kontroversi dari permusuhan politik antara Iran dan Inggris, dan Iran kontra AS.

Jahanbakhsh sering dibandingkan dengan legenda Iran Mehdi Mahdavikia. Di liga Belanda, dia membuktikan diri sebagai pemain yang berbahaya dan cepat. NEC Nijmegen musim 2013-15 dan AZ 2015-18 telah mendapat keuntungan besar.

Dalam beberapa wawancara, Jahanbakhsh mengungkapkan impian seumur hidupnya bermain di Bundesliga, meskipun dia juga diminati klub Italia dan Inggris. Impian itu sejak dirinya sebagai bocah yang mengidolakan Ali Daei, Ali Karimi, dan Vahid Hashemian bermain untuk Bayern Munich dan Mehdi Mahdavikia untuk Hamburg SV.

Bundesliga wajar menjadi impian pesepakbola Iran sejak generasi emas sampai generasi TikTok, dari zaman ke zaman. Jerman diperkirakan memiliki populasi 272.000 warga keturunan Iran.

Selama pekan kedelapan di Bundesliga musim ini, penggemar Werder Bremen dan Bayern Munich membentangkan spanduk di pertandingan kandang masing-masing, menunjukkan solidaritas mereka dengan revolusi dipimpin perempuan yang sedang bergolak di Iran.

Perkembangan terbaru, tiga pekan lalu, Feyenoord membuat kampanye Liga Europa kembali ke jalurnya dengan mengalahkan tim Austria Sturm Graz di kandang. Rotterdammers menang 6-0 pada 16 September. Jahanbakhsh mencetak gol pada menit ke-9 dan ke-41. Ia dinominasikan sebagai pemain terbaik mingguan UEFA.

Berita Lainnya
×
tekid