Jakpro dukung keputusan tunda Formula E Jakarta 2021

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menunda penyelenggaraan Jakarta E-Prix 2021. Keputusan tersebut diambil berdasarkan perkembangan pandemi.

Selaku panitia penyelenggara ajang olahraga internasional di Ibu Kota tersebut, PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro mendukung keputusan itu.

"Kami mendukung langkah yang diambil pemerintah sebagai upaya preventif terhadap perkembangan Covid-19 dengan pertimbangan mengutamakan keselamatan masyarakat," ujar Corporate Communication Manager Jakpro, Melisa Sjach, dalam keterangan tertulis, Jumat (22/1).

Keputusan itu, menandakan Jakarta kembali batal mengadakan E-Prix, yang juga biasa disebut Formula E. Sebelumnya terjadi pada tahun lalu dengan alasan sama: merebaknya Covid-19 di tanah air.

Melisa melanjutkan, pandemi Covid-19 juga menunda beberapa perhelatan olahraga berskala besar lainnya. Piala Eropa, Olimpiade Tokyo, dan Piala Dunia U-21, misalnya.

Meskipun Jakarta kembali batal menjadi tuan rumah Formula E, dipastikan dana commitment fee takkan hilang. Alasannya, kata dia, "penundaan ini termasuk karena adanya pandemi Covid-19."

Di sisi lain, Melisa menerangkan, pelaksanaan Formula E di Jakarta dilakukan dengan beberapa pertimbangan. Pertama, Indonesia telah absen dalam penyelenggaran kegiatan balapan yang diadakan Federasi Otomotif Internasional (FIA).

Kedua, menjadi momentum elektrifikasi transportasi dan solusi mengatasi polusi udara di perkotaan. Ini selaras dengan Program Jakarta Langit Biru yang memedomani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.

Kemudian, menjadi komitmen serta pembuktian bagi Indonesia siap menjadi pemain utama industri mobil listrik di dunia. "Balapan Formula E yang rencananya akan digelar di Jakarta tersebut adalah sebuah tonggak sejarah bagi Indonesia di dunia olahraga, khususnya dunia olahraga otomotif," jelasnya.

Terakhir, menjadi ajang promosi melawan perubahan iklim dan polusi udara di metropolitan seperti Jakarta. "sekaligus membawa peluang pertumbuhan industri dan ekonomi kreatif," tutup Melisa.