sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sebelum laga Indonesia vs Yordania, PSSI seharusnya protes AFC soal wasit Yaqoob Abdul Baki

Wasit Yaqoob Abdul Baki asal Oman hanya seakan tutup mata, membiarkan laga terus berjalan tanpa pelanggaran.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Minggu, 12 Jun 2022 18:39 WIB
Sebelum laga Indonesia vs Yordania, PSSI seharusnya protes AFC soal wasit Yaqoob Abdul Baki

Duta Besar RI untuk Kuwait Lena Maryana selalu setia menyaksikan pertandingan secara langsung. Lena menyampaikan dalam rilisnya kepada Alinea, Minggu (12/6), bahwa tim nasional telah bermain dengan bagus, bahkan memperoleh beberapa peluang untuk memasukkan gol. Namun pada akhirnya Indonesia harus menerima kekalahan dengan kemasukan satu gol.

Seusai pertandingan Dubes RI secara khusus memberikan apresiasi kepada para pemain dan menyampaikan terima kasih atas perjuangan yang telah dilakukan tim dan berdoa serta memberikan dukungan agar lebih semangat di pertandingan melawan Nepal.

Namun, adegan penutup di menit 90+3 menjadi cerita berbeda dalam pertandingan timnas Indonesia menghadapi Yordania. Dari skema sepak pojok, Marc Klok melontarkan umpan tanggung setinggi dada langsung ke kerumunan pemain dalam kotak penalti. Luncuran bola itu sangat khas Klok, hingga agak sulit ditebak lawan.

Tangan kanan Yazn Abou Al Arab dipakainya buat menahan bola telak yang meluncur tepat ke arah dirinya. Tangannya itu bukan dalam mode pasif atau lurus ke bawah sejajar menempel tubuhnya. Tapi bergerak seperti mengontrol bola.

Jelas dia berniat agar bergulirnya bola dapat dijinakkan. Yazn termakan umpan itu, kena telak, tidak memantul dari bagian lain tubuhnya. Bek asal klub Selangor FC itu harus dihukum sesuai norma FIFA.

Tapi, wasit Yaqoob Abdul Baki asal Oman hanya seakan tutup mata, membiarkan laga terus berjalan tanpa pelanggaran. Kapten Fachruddin Aryanto dan kawan-kawan lekas memburu wasit, memprotes dengan santun, atas aksi pembiaran tersebut. Sesaat kemudian Yaqoob meniup peluit panjang.

Mengapa wasit Oman yang memimpin pertandingan? Pertanyaan ini bisa ditujukan kepada siapa gerangan?

Di balik kekalahan ini, PSSI terus-terusan abai lagi. Sama sekali tidak terpantau media bahwa pengurus federasi 159 FIFA di Jakarta telah menyampaikan keberatan atas keputusan AFC, konfederasi sepak bola Asia, yang menyelenggarakan ajang di Kuwait City ini, sebelum laga dimulai.

Oman diketahui sama-sama Yordania berada di dalam federasi sepak bola Asia Barat (WAFF). Markas besarnya di Amman, Yordania, jelas juga merupakan kantor wasit Yaqoob. Jadinya seperti sebuah kejuaraan yang digelar oleh WAFF, diwasiti sesama anggota WAFF, untuk kemenangan WAFF.  

Sebenarnya kalau hasil pertandingan bertujuan menjunjung sportivitas, pertimbangan wajib AFC, misalnya, menggunakan jasa wasit asal Iran. Iran keluar dari WAFF sejak 10 Juni 2014, padahal sebenarnya mereka ikut sebagai pendirinya, kemudian pindah menjadi anggota CAFF, federasi sepak bola Asia Tengah.

Kini, nasi sudah menjadi bubur kurma dimakan dengan lauk kari kambing, mungkin percuma saja melaporkan wasit Yaqoob ke AFC. Karena seperti tercium indikasi tiada keadilan di tubuh AFC sendiri. Trik menghalalkan segala cara belum hilang di gurun bekas wilayah jahiliyah.

Mungkin ada yang penasaran: Apa Fachruddin sempat mencuri dengar percakapan sang wasit dengan pemain Yordania? Jika wasit itu juga menghormati timnas Indonesia di dalam lapangan, dia tentu menggunakan bahasa Inggris selama memimpin pertandingan.

Mengulas permainan, Shin Tae-yong mulai membuktikan bahwa skuadnya sanggup meladeni tim Timur Tengah berperingkat di bawah 100 FIFA. Suporter yang merasa puas akan bersorak: "Eo, Nadeo!" memuji kegemilangan kiper Garuda menjaga gawang. Kendati berakhir dengan kalah tipis 0-1 dalam laga kedua Grup A kualifikasi Piala Asia 2023.

Timnas sedang berkonsentrasi penuh menembus Grup A kualifikasi putaran ketiga Piala Asia 2023. Apapun hasilnya kelak setelah bertemu Nepal, lolos atau tidak, segenap fans Garuda tetap akan berdiri tegak di balik nomor punggung para kesatria Merah-Putih. Cuma sayang, tokoh utama yang diandalkan, yaitu pengurus PSSI, terlihat kurang cermat membaca situasi untuk bersaing membela kehormatan bangsa.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid