sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

BW nilai saksi kubu Jokowi tak bisa tepis janggalnya pelatihan di Kelapa Gading

BW juga mempertanyakan kehadiran Jokowi, Moeldoko, dan Ganjar Pranowo di pelatihan tersebut.

Kudus Purnomo Wahidin Ardiansyah Fadli
Kudus Purnomo Wahidin | Ardiansyah Fadli Jumat, 21 Jun 2019 18:39 WIB
BW nilai saksi kubu Jokowi tak bisa tepis janggalnya pelatihan di Kelapa Gading

Ketua Tim Hukum Prabowo-Sandi, Bambang Widjojanto (BW) menilai saksi fakta yang dihadirkan kubu Jokowi-Ma'ruf, Anas Nashikin, tidak mampu menepis keterangan yang diungkap saksi yang ia hadirkan di sidang sebelumnya, Hairul Anas Suhaidi. 

Menurut BW, Anas terlihat berupaya menutup-nutupi banyak hal di persidangan, termasuk terkait kehadiran calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi), Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam acara pelatihan saksi yang digelar Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf. 

"Contohlah, dia (Anas) menggunakan diksi istilah yang dipanggil misalnya senior. Presiden RI disebutnya senior, bukan petugas partai. Ini mana yang bener gitu? Ganjar disebutnya juga senior kan lucu? Dia kan penyelenggara negara," ujar BW kepada wartawan di Gedung MK, Jakarta Pusat, Jumat (21/6). 

Pada sidang Rabu (19/6) lalu, Hairul mengungkap ada slide materi bertajuk 'kecurangan bagian dari demokrasi' yang disampaikan dalam pelatihan saksi yang digelar Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf di kawasan Kelapa Gading pada 20 dan 21 Februari lalu.

Hairul mengaku tidak bisa mengingat secara pasti siapa yang memberikan materi ketika itu. Namun demikian, ia sempat menyebut nama Moeldoko dan Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto sebagai pemapar materi. 

Dalam sesi tanya jawab dengan hakim, Hairul menyebut materi pelatihan seolah menjustifikasi kecurangan dalam pemilu. "Ya, kecurangan itu adalah sesuatu yang wajar dalam demokrasi. Ini jadi semacam pengakuan," kata dia. 

Namun demikian, Anas mengaku, materi yang diungkap Hairul merupakan materi pelatihan yang ia buat. Menurut dia, materi tersebut diberi judul seperti itu hanya untuk menimbulkan efek kejut di kalangan peserta pelatihan. 

Selain materi pelatihan, menurut BW kehadiran para pejabat negara dalam pelatihan tersebut juga harus dipertanyakan. Menurut dia, acara pelatihan saksi tersebut digelar pada hari kerja. 

Sponsored

"Dia kan tidak bisa mengelak. Oh, ini sedang cuti karena hari libur. Untungnya itu hari kerja. Jadi menurut saya banyak hal-hal yang disembunyikan," ujar BW. 

Pada kesempatan itu, BW juga menyinggung istilah aparat partai yang digunakan Anas untuk menyebut saksi. "Saksi itu adalah aparat partai. Ini kosakata baru dan menurut saya ada hal penting yang disembunyikan," kata dia. 

Wakil Ketua DPR Fadli Zon turut angkat bicara terkait pemaparan materi pelatihan saksi TKN yang diduga sebagai upaya 'menjustifikasi' kecurangan di Pilpres 2019. Fadli menyebut pernyataan Moeldoko sesat jika benar menganggap wajar kecurangan. 

"Jadi, bahkan menurut saya, berbahaya itu pernyataan (Moeldoko) tentang kecurangan dianggap sebagai bagian demokrasi. Itu pertanyaan sesat dan menyesatkan," kata dia.  

Kritik serupa juga disampaikan Fadli terkait ucapan yang diduga diungkapkan Ganjar di pelatihan tersebut. Di persidangan, Ganjar disebut-sebut mengarahkan aparatur sipil negara (ASN) untuk tidak netral dalam pelatihan saksi TKN.

"Itu sudah pelanggaran terhadap undang-undang. Jelas undang-undang mengatakan aparat, ASN termasuk aparat keamanan dan sebagainya harus netral. Jadi, pernyataan Pak Ganjar itu kalau betul dia mengatakan itu, itu melawan hukum," katanya. 

Menanggapi tudingan-tudingan kubu Prabowo-Sandi, Ketua Tim Hukum Jokowi-Ma'ruf, Yusril Ihza Mahendra menyebut Ganjar dan Moeldoko hadir di acara pelatihan tersebut bukan sebagai pejabat negara. 

"Pak Ganjar juga tokoh PDI-P. Pak Moeldoko itu memang beliau jadi anggota TKN (Jokowi-Ma'ruf). Jadi, enggak ada masalah kalau beliau memberikan keterangan seperti itu," kata dia. 

 

Berita Lainnya
×
tekid