sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Peluru hampa manuver politik Muchdi PR

Secara kelembagaan, Partai Berkarya masih bersama Prabowo-Sandi.

Robi Ardianto
Robi Ardianto Selasa, 12 Feb 2019 19:07 WIB
Peluru hampa manuver politik Muchdi PR

Mantan deputi V Badan Intelijen Negara (BIN) Muchdi Purwoprandjono (PR) jadi 'bintang' di acara deklarasi dukungan 1.000 purnawirawan polisi/TNI kepada Jokowi-Ma'ruf di JI Expo, Jakarta Pusat, Ahad (10/2) lalu. Di acara yang dihadiri langsung calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo itu, Muchdi jadi buruan juru warta. 

"Saya melihat Pak Jokowi ini sudah berbuat banyak selama 5 tahun ini. Itu jelas pembangunan yang dirasakan oleh masyarakat dan rakyat Indonesia. Sudah jelas kan," kata Muchdi ketika ditanya alasannya ikut mendeklarasikan diri mendukung Jokowi-Ma'ruf. 

Kehadiran Muchdi di acara itu terkesan janggal. Pasalnya, Muchdi tercatat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Berkarya. Di Pilpres 2019, partai besutan Tommy Soeharto itu resmi mengusung pasangan Prabowo-Sandi bersama Gerindra, PKS, Demokrat, dan PAN.

Sekjen Berkarya Priyo Budi Santoso buru-buru mengklarifikasi. Menurut Priyo, dukungan Muchdi bersifat personal. Secara kelembagaan, Berkarya tetap bersama Prabowo-Sandi. "Sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Partai Berkarya," tegasnya. 

Menyoal dukungan Muchdi, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon pun turut buka suara. Menurut dia, kehilangan satu jenderal tak akan berpengaruh banyak terhadap kekuatan politik Prabowo-Sandi. "Sudah ratusan jenderal yang dukung kita," ujar dia seperti dikutip Antara. 

Sebelum bergabung dengan Berkarya, Muchdi diketahui merupakan salah satu pendiri Gerindra. Bahkan, Muchdi sempat menjabat sebagai Waketum Gerindra sebelum hengkang ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 2011 dan berlabuh di Berkarya pada 2018.  

"Pak Prabowo kan kawan saya. Jadi saya kira (pencapaian pembangunan seperti Jokowi) itu mungkin tidak bisa dilakukan oleh Pak Prabowo dalam 5 tahun ke depan," ujar Muchdi.

Bergabungnya Muchdi di barisan pendukung Jokowi-Ma'ruf langsung dijadikan peluru oleh kubu Jokowi-Ma'ruf. Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Tb Ace Hasan Syadzily mengatakan kubu Prabowo-Sandi tak solid. "Orang dekatnya saja sudah meninggalkan Prabowo. Apalagi rakyat," ujar Ace. 

Sponsored

Waketum Partai Berkarya Muchdi PR. Foto Antara

Tak signifikan 

Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Surya Tjandra mengatakan, dukungan Muchdi perlu disikapi dengan hati-hati. Pasalnya, Muchdi tercatat sebagai petinggi di partai pengusung paslon 02. "Juga karena personal Muchdi PR sendiri yang memang bermasalah," kata Surya kepada Alinea.id di Jakarta, Selasa (12/2)

Menurut Surya, Muchdi PR diduga terlibat dalam sejumlah kasus pelanggaran HAM berat. Selain dalam kasus penculikan aktivis pada 1998, nama Muchdi juga sempat disebut-sebut sebagai dalang pembunuhan aktivis HAM Munir. 

"Selain itu, juga tidak akan menambah elektabilitas Jokowi-Ma’ruf. Kalau dukungannya memang tulus seharusnya yang bisa dilakukan Muchdi adalah membuka semua nama yang terlibat kasus penculikan aktivis yang boleh jadi memang diketahuinya," tegas bekas advokat LBH Jakarta itu.

Surya menegaskan dukungan Muchdi tak signfikan dan malah potensial menimbulkan masalah bagi Jokowi-Ma'ruf. "Apakah dia ingin berperan sebagai kuda troya yang merusak dari dalam atau memang hanya ingin mencari sensasi belaka?" tanyanya.

Pernyataan senada juga diungkapkan pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sujito. Meskipun jadi buah bibir, Arie mengatakan, dukungan Muchdi tidak akan mendongkrak elektabilitas Jokowi-Ma'ruf. 

"Selama ini Muchdi PR terasosiasikan dekat dengan Prabowo. Hal itu yang kemudian berdampak ramai di pemberitaan," kata Arie saat dihubungi Alinea.id. 

Lebih jauh, Arie juga menyarankan agar Muchdi tak diberikan posisi strategis di kubu TKN Jokowi-Ma'ruf. "Dukungan pribadi yang diberikan Muchdi itu hak pribadi dia. Seandainya diberikan jabatan, baru menjadi duri dalam daging untuk Jokowi," katanya.

Berita Lainnya
×
tekid