sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sentimen media dalam debat Jokowi Prabowo

Bandwagon effect digunakan kedua paslon capres untuk mendominasi pembicaraan dan menguasai opini di media.

Mona Tobing Robi Ardianto
Mona TobingRobi Ardianto Senin, 21 Jan 2019 18:07 WIB
Sentimen media dalam debat Jokowi Prabowo

Debat pemilihan presiden (pilpres) pertama yang berlangsung pada Kamis (17/1) pekan lalu menyisakan kritik kepada kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres dan cawapres) yang dinilai tidak berhasil meyakinkan publik pada persoalan hukum, HAM, terorisme dan korupsi. Media asing bahkan menurunkan berita soal buruknya kedua paslon pada debat.

ABC News menurunkan laporan dengan judul masyarakat Indonesia kecewa dengan debat presiden pertama, padahal debat tersebut sangat dinantikan. ABC News menyimpulkannya berdasarkan respons sejumlah masyarakat di sosial media.   

Nikkei Asian Review menulis, jawaban Ma'ruf Amin dalam debat pilpres soal terorisme mewakili kaum introvert. Atas jawaban tersebut, bahkan kubu pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga dinilai urung menyerang Ketua MUI karena berisiko mengasingkan pemilih konservatif. 

Sementara The Sidney Morning Herald menyebut kalau paslon capres dan cawapres dalam debat pertama seperti robot. Tidak mau mengambil risiko dari jawaban yang dipaparkan. 

Di sisi lain, sejumlah media nasional khususnya online, topik yang dibahas fokus pada peristiwa debat. Riset Alinea.id menarik data terkait pemberitaan kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres dan cawapres) saat debat berlangsung di sejumlah media.  

Hasilnya, dalam pantauan media online sejak 17 Januari sampai 18 Januari 2019, debat perdana Pilpres 2019 ditulis dalam bentuk berita sebanyak 2.780 berita. Adapun lima top isu yang paling banyak ditulis media online antara lain: pertama, Prabowo Sandi Tidak Singgung Kasus Novel Baswedan. 

Kedua, Jokowi-Ma'ruf menyampaikan visi misi untuk lima tahun kedepan menuju Indonesia maju. Ketiga, Kubu Prabowo dapat serangan personal dan institusi. 

Keempat, Jokowi-Ma'ruf sampaikan lima tahun menuju Indonesia baru. Kelima, Jokowi-Ma'ruf Amin sudah siap menghadapi debat. 

Sponsored

Adapun top person sejumlah media adalah para peserta debat pilpres 2019. Presiden Jokowi mendapat jumlah paling banyak sebesar 1.799 berita. Disusul capres 02, Prabowo Subianto dengan jumlah berita 1.529. 

Selanjutnya ada cawapres 02, Sandiaga Uno sebanyak 1.514 berita. Posisi buncit adalah cawapres 01, Ma'ruf Amin dengan jumlah berita 732 berita. 

Adapun sejumlah nama yang dikutip di sosial media antara lain: Presiden Jokowi dengan jumlah 1.394 pernyataan. Lalu, capres 02, Prabowo Subianto dengan jumlah berita 1.317 pernyataan. 

Selanjutnya cawapres 02, Sandiaga Uno dengan jumlah pernyataan sebanyak 855. Nama lain di luar peserta debat adalah Pakar Bahasa Tubuh Monika Kumalasari dengan jumlah pernyataan sebanyak 349. Terakhir, Juru Bicara BPN Prabowo Sandi, Ferdinand Hutahean dengan jumlah pernyataan sebanyak 314. 

Adapun sentimen yang terbangun dari berita terkait debat pilpres dari jumlah berita online yang masuk rupanya lebih banyak negatif ketimbang positif. Persentase berita positif hanya 29,77%. 

Berita positif antara lain: cawapres Ma'ruf Amin hanya bicara soal terorisme, agar Jokowi punya kesempatan menjelaskan capaian kinerja. Lalu, Prabowo menyatakan kalau hakim, jaksa dan polisi harus unggul dan tidak boleh diragukan integritasnya. 

Sementara sentimen negatif persentasenya mencapai 43,61%. Salah satunya, pernyataan Pengamat Kebijakan Publik UI Lisman Manurung yang menilai tim ahli ekonomi nomor 02 tidak hati-hati menawarkan kebijakan ratio pajak hinga 16%. Adapula pernyataan KPK yang menilai jawaban paslon soal korupsi bersifat normatif. 

Sedangkan berita yang netral secara persentase mencapai 26,2%. 

Sementara media cetak menurunkan berita pilpres, riset Alinea.id menarik data 10 besar media cetak yang memberitakan soal debat pilpres dengan persentase sentimennya. Rinciannya, Media Indonesia dengan jumlah berita sebanyak tujuh. Lalu, Jawapos, Koran Sindo, Koran Tempo dan Rakyat Merdeka dengan jumlah berita masing-masing sebanyak enam. 

Selanjutnya dengan jumlah berita masing-masing lima ada yakni: Indopos, Investor Daily, Radar Bandung, Solopos dan Surabaya Pagi

Bagaimana menganalisis temuan tersebut? 

Sekalipun kuantitas berita debat pilpres tinggi, namun pengamat menilai tidak secara langsung bisa memengaruhi masyarakat. Dedi Kurnia Syah P. Direktur Pusat Studi Demokrasi dan Partai Politik (PSDPP) menilai pemberitaan debat saat ini hanya pengaruhi persepsi, belum berpengaruh pada aksi. 

Bahkan menurut Dedi, debat perdana secara elektoral tidak berpengaruh signifikan pada pemilih baru, selain belum adanya data riset, juga karena pengelompokan dukungan kedua capres cukup loyal. 

Hanya saja, debat perdana memiliki dampak domino. Selain menguatkan sentimen pendukung, juga memengaruhi ritme publikasi di media sosial.

"Jokowi diuntungkan dengan pengalaman birokrasi. Sehingga dalam debat terlihat siap dalam tema-tema praktik pemerintahan dan rekam jejak," kata Dedi.

Kondisi ini tentu baik, Jokowi hanya perlu menjaga sentimen positif di media massa dan sosial dengan kegiatan yang populis.Pekerjaan tambahannya, kata Dedi, jangan sampai kubu Jokowi memantik pemberitaan negatif. 

Sementara itu, media massa disebut Dedi memiliki efek bandwagon effect. Teori yang digunakan dalam propaganda dengan cara mendominasi pembicaraan, menguasai opini. Sehingga opini minoritas dapat ditekan, atau kelompok kecil terpengaruh pada kelompok yang menguasai. 

Kata Dedi, kedua kubu menggunakannya, yakni Jokowi melalui media massa. Lalu, Prabowo dengan media sosial. 

 

 

Riset : Fultri Sri Ratu Handayani

Berita Lainnya
×
tekid