Sehari sebelum resmi dilantik menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) pada Rabu (17/9), Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengadakan konferensi pers di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Dia menyatakan, PSSI melayangkan surat proses kepada FIFA jelang laga timnas sepak bola Indonesia di putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang akan dimainkan pada Oktober mendatang.
Dalam laga kualifikasi tersebut, Jay Idzes dan kawan-kawan yang bergabung di grup B bakal bertemu dengan tuan rumah Arab Saudi, serta Irak. Dua pertandingan itu akan dimainkan di King Abdullah Sport City, Jeddah, Arab Saudi. Apa saja yang diprotes PSSI?
Soal wasit
Erick menyebut, pengadil lapangan di babak keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia berada di kawasan yang sama dengan Arab Saudi dan Irak—dua lawan Indonesia. Dia menilai, hal itu berpotensi memengaruhi objektivitas pertandingan.
Dalam jumpa pers di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (16/9), Erick menyebut, wasit yang akan memimpin pertandingan nanti berasal dari Kuwait. Negara regional yang sama dengan Arab Saudi dan Irak.
Erick berharap, penunjukan wasit lebih netral. Dia menyarankan, menunjuk wasit dari Australia, Jepang, China, atau negara-negara dari Eropa.
Kabar yang beredar, wasit yang memimpin pertandingan Arab Saudi melawan Indonesia pada Kamis (9/10) waktu Indonesia adalah Abdullah Jamali asal Kuwait, seperti dilaporkan akun X @TimnasXtra. Terkait timnas Indonesia, Jamali pernah memimpin pertandingan antara Indonesia U-20 vs Uzbekistan U-20 di Piala Asia U-20 2025 di Stadion Shenzen Youth Football Training Base Centre, Minggu (16/2). Kala itu, timnas U-20 kalah 3-1.
Sementara wasit yang memimpin Indonesia vs Irak pada Sabtu (11/10), kemungkinan Na Ming asal China, seperti dilaporkan akun X @Iraqfpg. Jika kabar ini benar, kekhawatiran PSSI atas penunjukan wasit yang masih dari kawasan Timur Tengah bakal sirna.
Akan tetapi, nama Na Ming juga kontroversial. Salah satunya, saat memimpin final Piala Asia 2023 antara tuan rumah Qatar melawan Yordania. Saat itu, Yordania kalah 3-1, dengan semua gol Qatar berasal dari hadiah penalti.
Pengawalan
Erick juga khawatir soal gangguan eksternal. Salah satunya soal pengawalan terhadap pemain dan staf pelatih. Menurutnya, kala Indonesia bertandang ke Arab Saudi dalam putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Jeddah pada September 2024, tak ada pengawalan. Akibatnya, pemain terlambat masuk ke lapangan hingga waktu yang berlebihan.
Untuk mengatasi hal itu terulang kembali, Erick membuat tim advance. Dia sudah mengirimnya ke Arab Saudi. Hotelnya pun dipilih bukan dari yang sudah disiapkan panitia. “Ini bagian-bagian kita menjaga X-factor supaya tim kami bisa lebih fokus di sana," kata dia, dikutip dari Antara.
Pembatasan suporter
Keluhan Erick lainnya adalah soal pembatasan jumlah suporter. Padahal, WNI di Arab Saudi banyak, dan berpotensi datang ke stadion untuk mendukung tim Garuda.
Informasi yang beredar, penonton Indonesia hanya diberi jatah 5.200 tiket saat menghadapi Arab Saudi di King Abdullah Sports City. Padahal, kapasitas stadion itu bisa menampung 62.345 penonton. Artinya, jatah tiket hanya 8% dari total kapasitas. Alasannya, Arab Saudi sudah menanggung segala biaya dan kebutuhan tim yang akan berpartisipasi. Karenanya, AFC membatasi kehadiran penonton tim tamu.
Terlepas dari itu, Erick menyebut, masih ada yang menguntungkan, yakni pemutihan kartu kuning. Hal ini membuat seorang pemain, yang bakal absen karena akumulasi kartu, dapat tampil.