Monday's child is fair of face. Tuesday's child is full of grace. Wednesday's child is full of woe. (Anak Senin berwajah tampan. Anak Selasa penuh berkah. Anak Rabu penuh sial).
Dulu, mungkin tak banyak yang tahu sajak atau puisi tua bertajuk "Monday's Child" itu. Puisi itu mendadak populer setelah jadi inspirasi salah satu serial Wednesday yang tayang perdana di Netflix pada 16 November 2022.
Diperankan oleh Jenna Ortega, Wednesday dikisahkan sebagai anak yang "sulit" dan hidupnya dipenuhi masalah. Sesuai tema cerita, gelap dan gotik jadi pilihan busana sehari-hari Wednesday.
Dalam sebuah adegan, ibu Wednesday (Catherine Zeta-Jones) membenarkan nama sang anak diambil dari sajak pendek favoritnya saat kecil.
Menurut catatan sejarah, puisi dengan rima unik itu sudah diacu para orangtua di Inggris untuk memprediksi nasib anak-anak mereka sejak awal abad ke-18. Yang paling beruntung konon adalah mereka yang lahir di hari Minggu.
Penggubah Monday's child mengkategorikan anak-anak Minggu cenderung atraktif, ceria, dan berperilaku baik. "But the child that is born on Sabbath day, is bonny and blithe, good and gay."
Tak hanya di Inggris Raya, waktu kelahiran dipercaya bakal mempengaruhi nasib seorang anak di banyak kebudayaan. Pada kalender China, misalnya, anak-anak yang lahir pada tahun Naga--termasuk di antaranya 2012, 2024, dan 2036--diyakini ditakdirkan untuk jadi orang-orang besar.
Sejumlah riset menunjukkan kepercayaan kuno itu ternyata ada benarnya. Secara akademik, anak-anak yang lahir di tahun Naga, cenderung lebih berprestasi ketimbang anak-anak yang lahir di tahun-tahun yang lebih "sial".
Tetapi, ternyata bukan tahun lahirnya yang jadi faktor penentu. Keberuntungan datang pada anak-anak itu lantaran para orangtua di China lebih rela berkorban finansial untuk pendidikan anak-anak yang lahir di tahun yang untung.
"Dengan kata lain, kepercayaan orangtua yang kemudian mempengaruhi capaian akademik sang anak. Itu salah satu cara menjelaskan bagaimana kepercayaan kultural membentuk siapa diri kita di masa depan," kata psikolog University of York, Sophie von Stumm, seperti dikutip dari Psychology Today.
Mencermati kepopuleran serial Wednesday di Netflix, Stumm bersama sejumlah rekan peneliti tergelitik untuk mencari tahu apakah waktu kelahiran seseorang benar-benar menentukan karakter atau nasib mereka di masa depan. Riset Stump dan kawan-kawan sudah dipublikasi di Journal of Personality pada 11 Juli 2025.
Dalam penelitiannya, Stumm cs menggunakan data dari E-Risk, sebuah pangkalan data yang merinci detail populasi anak kembar di Inggris pada rentang usia 5-18 tahun. Para peneliti menggunakan model linier regresi untuk menguji kepercayaan bahwa hari kelahiran bisa menentukan nasib dan personalitas seseorang.
Supaya bisa terukur, para peneliti membatasi definisi kata-kata pada Monday's child. Full of woe, misalnya, didefinisikan sebagai tendensi seorang anak untuk menutup diri, cemas, dan depresi. Sifat emosional anak itu direkam saat mereka berusia 5, 7, 10. dan 12 tahun.
"Kalimat-kalimat pada puisi itu terbuka terhadap beragam interpretasi. Misalnya, frasa full of grace bisa berarti baik dan sopan ketimbang sehat secara fisik. Untuk alasan itu, kami juga mengetes interpretasi alternatif ketika memungkinkan. Tetapi, hasilnya tak berubah," kata Stumm.
Lantas, apa hasil riset Stumm cs itu. Sebagaimana riset di Tiongkok, ternyata tak ada hubungan antara waktu atau hari kelahiran anak dengan karakteristik atau nasib mereka di masa depan. Anak yang lahir di hari Minggu, misalnya, tak lebih beruntung ketimbang anak yang lahir di hari Rabu.
Begitu pula anak yang lahir di hari Senin yang konon bakalan ganteng semua. Berbasis data yang dikumpulkan Stumm dan kawan-kawan, anak-anak Senin tak jauh lebih tampan ketimbang anak-anak yang lahir di hari-hari lainnya.
"Hari atau pekan kelahiran kita bukanlah penentu nasib kita. Kita harus mencari tahu faktor-faktor lainnya untuk menjelaskan kenapa kita memilih menjadi orang yang kita inginkan," jelas Stumm.
Meski begitu, bukan berarti sajak atau puisi tua seperti Monday's child sama sekali tak berguna. Menurut Stumm, Monday's child sangat bermanfaat untuk membantu anak-anak belajar bahasa.
"Sajak berima sangat kaya dengan literasi yang berguna membantu pembelajaran bahasa. Para orang tua, karena itu, didorong untuk menyanyikan sajak-sajak itu bersama anak-anak mereka," kata Stumm.