Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri (Kabaharkam) Polri, Komjen Pol Fadil Imran, untuk membahas berbagai isu terkait pemeliharaan keamanan di Indonesia.
Rapat yang berlangsung di ruang Komisi III DPR, Gedung MPR/DPR, Jakarta, ini menjadi momentum penting bagi para anggota DPR untuk berdiskusi dan memberikan perhatian khusus terhadap situasi keamanan, terutama setelah insiden tragis yang menimpa tiga anggota kepolisian di Lampung.
Ketua Komisi III DPR, Habiburokhman, pemimpin rapat, membuka pertemuan dengan mengajak seluruh anggota untuk mendoakan para polisi yang gugur dalam tugas mereka saat menggerebek sabung ayam ilegal di Lampung. Habiburokhman mengungkapkan rasa prihatin atas kejadian tersebut dan menekankan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap potensi bahaya yang timbul dari aktivitas ilegal seperti sabung ayam. Menurutnya, meskipun sabung ayam sudah menjadi bagian dari tradisi di daerah tersebut, tindakan aparat kepolisian dalam menegakkan hukum harus diapresiasi, meskipun menghadapi tantangan berat, termasuk maraknya peredaran senjata api (senpi) di wilayah tersebut.
"Pelajaran yang kita ambil dari kejadian ini adalah betapa beratnya tugas polisi. Saya pernah KKN di tempat itu, dan memang sabung ayam dan peredaran senpi menjadi keresahan masyarakat. Polisi yang menggerebek sabung ayam mungkin terpaksa berhadapan dengan situasi yang sangat sulit, hingga akhirnya jatuh korban," ujar Habiburokhman dengan penuh empati, dalam rapat di Kompleks Parlemen, Selasa (18/3).
Tanggapan serupa datang dari anggota Komisi III, Nasir Djamil, yang mengungkapkan harapan agar peristiwa ini menjadi momentum untuk evaluasi dan perbaikan di jajaran kepolisian, terutama terkait dengan peran Baharkam Polri dalam menjaga keamanan. Nasir juga memberikan apresiasi atas cepatnya tindakan kepolisian dan militer yang berhasil menangkap pelaku penembakan. Ia menekankan, sebagai pembina keamanan dalam negeri, Polri harus memastikan insiden serupa tidak terulang di masa depan, agar tidak menciptakan keraguan di masyarakat terkait kemampuan negara menjaga kedamaian.
"Saya berharap agar Baharkam Polri dapat lebih mengokohkan posisinya sebagai pembina keamanan dalam negeri. Insiden ini jangan sampai terulang lagi, karena bisa menimbulkan pertanyaan di publik tentang bagaimana kita bisa menjaga keamanan jika aparat negara terlibat konflik," ujar Nasir dengan penuh harap.
Anggota lainnya, Rikwanto, juga menyampaikan kecaman terhadap tindakan oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terlibat dalam penembakan tersebut. Menurutnya, tindakan kekerasan terhadap aparat yang sedang bertugas adalah hal yang tidak bisa dibenarkan, apapun alasannya. Ia pun berharap keluarga korban diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi peristiwa tragis ini, serta pelaku dapat dihukum sesuai dengan perbuatannya.
"Kita mengutuk keras perbuatan ini, karena ini adalah tindakan biadab yang terjadi kepada aparat yang sedang menjalankan tugas. Semoga keluarga korban diberikan ketabahan, dan pelaku dihukum seberat-beratnya," tegas Rikwanto.
Meskipun insiden ini memunculkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, rapat ini diakhiri dengan pesan positif dari Komisi III DPR, yang menegaskan pentingnya kerja sama antar lembaga negara, baik Polri maupun TNI, dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Indonesia. Komisi III berharap agar kejadian ini menjadi bahan refleksi dan langkah untuk memperkuat solidaritas antar aparat negara dalam menjalankan tugas mulia mereka demi kesejahteraan masyarakat.
Melalui rapat ini, diharapkan semua pihak dapat bekerja lebih keras untuk menciptakan situasi yang aman dan kondusif bagi seluruh lapisan masyarakat. Keamanan adalah tanggung jawab bersama, dan Komisi III DPR berkomitmen untuk terus mendukung upaya-upaya yang mengedepankan kedamaian dan persatuan di Indonesia.