Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai target pertumbuhan ekonomi nasional yang ditetapkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sebesar 5,2% hingga 5,8% pada tahun 2026 sebagai sasaran yang realistis dan selaras dengan dinamika ekonomi global.
Anggota DPR Nurul Arifin menyampaikan pandangan fraksinya terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2026.
Menurut Nurul, target batas bawah sebesar 5,2% cukup realistis untuk dicapai, mengingat berbagai tantangan ekonomi global yang masih berlangsung. Namun, ia juga mendorong agar pemerintah mengarahkan target menuju batas atas 5,8% sebagai langkah awal dalam merealisasikan visi pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
“Salah satu prioritas utama pemerintahan Presiden Prabowo di bidang ekonomi adalah mencapai pertumbuhan sebesar 8% pada akhir masa jabatannya di 2029,” jelas Nurul dalam Rapat Paripurna DPR yang digelar di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (27/5).
Pernyataan ini mencerminkan dukungan legislatif terhadap kebijakan fiskal pemerintah serta optimisme terhadap prospek ekonomi nasional yang berkelanjutan dan inklusif.
Dengan pendekatan yang terukur dan dukungan kebijakan yang tepat, pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan dapat terus menunjukkan tren positif di tengah tantangan global yang dinamis.
“Maka dari itu, target pertumbuhan tahun 2026 perlu disiapkan untuk mendekati angka tersebut,” ucapnya.