Konflik bersenjata antara India dan Pakistan kembali memanas setelah kedua negara terlibat dalam pertempuran udara berskala besar yang diklaim sebagai salah satu pertarungan udara terbesar dalam sejarah modern. Sedikitnya 125 pesawat tempur dilaporkan terlibat dalam pertempuran selama lebih dari satu jam, tanpa ada satu pun pesawat yang melintasi batas wilayah udara lawan.
Menurut sumber, pertukaran rudal terjadi pada jarak yang mencapai lebih dari 160 kilometer. Pejabat Pakistan mengklaim berhasil menjatuhkan lima pesawat tempur milik India. Ketegangan ini dikhawatirkan menjadi titik awal dari perang terbuka yang lebih luas, mengingat kedua negara memiliki persenjataan nuklir.
Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Junico Siahaan mengatakan, dalam konteks perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI), Nico mendesak pemerintah, khususnya Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), untuk menjamin keselamatan WNI yang tinggal di wilayah konflik. Ia menyebut evakuasi harus segera dilakukan jika diperlukan.
“Keselamatan dan keamanan warga kita yang berada di India dan Pakistan harus menjadi prioritas utama,” tegasnya dalam keterangan, Senin (12/5).
Ia juga menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap eskalasi konflik tersebut. Ia menilai situasi ini harus segera mendapat perhatian serius dari komunitas internasional.
“Potensi penggunaan senjata nuklir dalam konflik ini semakin besar, mengingat India dan Pakistan sama-sama negara bersenjata nuklir. Tentu ini harus segera diantisipasi oleh komunitas global. Kami mendesak kedua negara untuk menahan diri,” ujar Junico.
Sebagai negara yang memiliki hubungan baik dengan India dan Pakistan, Junico atau yang akrab disapa Nico Siahaan menilai Indonesia memiliki posisi strategis untuk mendorong perdamaian di kawasan Asia Selatan. Menurutnya, stabilitas kawasan akan berdampak langsung pada keamanan regional dan global, termasuk rantai pasok ekonomi dan kestabilan politik di negara-negara mitra strategis.
“Indonesia dapat berperan untuk menjembatani konflik kedua negara ini. Peran aktif Indonesia bersama komunitas internasional kami harapkan dapat membantu menciptakan perdamaian yang berkelanjutan di kawasan Asia,” ungkap Nico.
Lebih lanjut, Nico memperingatkan konflik terbuka di Asia Selatan berpotensi menimbulkan ketegangan geopolitik global, memperburuk sentimen sektarian, menciptakan krisis pengungsi, dan menimbulkan dampak ekonomi yang luas, termasuk bagi Indonesia.
“Maka peran aktif Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) maupun organisasi internasional lainnya sangat penting dalam mendukung proses damai,” tambahnya.
Nico juga menegaskan DPR siap mendukung setiap upaya kolektif demi mendorong penyelesaian damai, melindungi warga sipil, dan menghormati integritas wilayah masing-masing negara.
“Kami mendesak agar penyelidikan atas serangan di Lembah Baisaran dilakukan secara transparan, objektif, dan di bawah pengawasan internasional. Ini penting untuk mencegah politisasi dan penyalahgunaan konflik,” jelasnya.
Ia pun menutup pernyataannya dengan penegasan keadilan harus ditegakkan tanpa mengorbankan prinsip-prinsip kemanusiaan dan perdamaian lintas batas.
“Keadilan harus ditegakkan, tetapi tidak dengan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian,” pungkas Nico.