Narasi pro dan kontra terkait polemik ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) terus bergulir di media sosial. Belum lama ini, pakar digital forensik Rismon Sianipar mengungkap kemunculan orang-orang yang mengaku sebagai konco Jokowi semasa kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Konco-konco Jokowi itu, kata Rismon, menyebarluaskan dokumen lembar pengesahan skripsi mereka yang serupa milik Jokowi, yakni "kosong" alias tak ditandatangani Dekan Fakultas Kehutanan UGM dan menggunakan font Times New Roman.
Salah satu yang disoroti ialah lembar pengesahan skripsi milik Frono Jiwo. Frono saat ini menjabat sebagai komisaris independen di PTPN XIV. Ia diangkat jadi komisaris di perusahaan pelat merah itu oleh Jokowi sejak 2020.
"Sampai sekarang ini, Pak Frono Jiwo ini, ya, enggak ada... Cuma mejeng-mejeng aja. Temu alumni terus diapakan (ditunjukkan) ijazahnya (di media sosial). Jadi, inilah," kata Rismon dalam sebuah siniar di akun @RISMONSIANIPAROFFICIAL.
Pada situs resmi PTPN XIV, Frono diterangkan lahir di Jember, Jawa Timur pada 8 Februari 1961. Ia menyelesaikan studi di Fakultas Kehutanan di UGM pada 1985 dan Magister Manajemen Universittas Padjadjaran pada 1995.
Ia bekerja di PT. Kertas Kraft Aceh (Persero) pada periode 1986-1992. Pada 1992, Frono diangkat menjadi Direktur PT. Supra Unggul Marmerindo. Setahun berikutnya, Frono diangkat menjadi Direktur Utama PT. Success Victory. Pada 2006, ia menjabat sebagai General Manager Hotel Victory. Jabatan itu ia genggam hingga 2015.
Sebelumnya, nama Frono juga muncul dalam sebuah siaran pers yang diunggah di situs resmi UGM pada 21 Maret 2025. Dalam siaran pers bertajuk "Klarifikasi UGM Soal Tuduhan Ijazah dan Skripsi Palsu Joko Widodo", Frono mengaku sebagai teman seangkatan Jokowi.
Selama kuliah, menurut Frono, Jokowi dikenal sebagai seorang yang pendiam. "Tapi kalau ngobrol selalu kocak. Apa yang jadi pembicaraan selalu mengundang tawa,” ujar Frono.
Ia juga membantah tudingan Rismon soal penggunaan font Times New Roman yang dipakai di lembar pengesahan skripsi Jokowi. Menurut dia, percetakan sudah punya format huruf itu. "Sampul, lembar pengesahan, penjilidan skripsi semua di percetakan,” kata dia.
Selain Frono, Rismon juga menyebut sejumlah nama lain yang punya lembar pengesahan skripsi serupa Jokowi, yakni Sigit Hardiwinarto, Sri Dominingsih, Edy Triyanto, dan Lembah Ediyanto. Sigit, kata Rismon, saat ini menjabat sebagai dosen di Universitas Mulawarman di Kalimantan Timur.
Pada 2017, Sigit juga diangkat sebagai Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Sigit, disebut Rismon, juga menjabat sebagai komisaris di PT Pupuk Kaltim.
"Jadi mereka ini dapat kue semua oleh Joko Widodo. Ya, wajar kalau mereka balas jasa dan tidak mau mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi," ujar mantan dosen Universitas Mataram itu.
Dalam siniar lainnya, Rismon mengatakan Sigit bisa menjadi saksi kunci dalam polemik dugaan ijazah palsu yang membekap Jokowi. Pasalnya, Sigit masih berkecimpung di dunia akademik dan punya otoritas keilmuan untuk menilai keabsahan naskah akademik dari masa itu.
"Sigit bisa menjelaskan siapa saja dosen pembimbing yang aktif. Lalu, apakah ada perubahan sistem dokumentasi," kata Rismon.
Dari penelusuran digital, Rismon tak menemukan jejak Sri Domingsih dan Edy Triyanto. Yang ditemukan hanya sosok bernama Lembah Ediyanto. Namun, Lembah yang ditemukan Rismon bukan lulusan FH UGM tahun 1985, tapi lulusan 1978.
Sekira delapan tahun lalu, Lembah Ediyanto mengunggah sebuah video berjudul "HARU-BIRU FKT-UGM 1978" di akun Youtube-nya. Isi video menunjukkan rangkaian gambar rekan-rekan Lembah saat kuliah di Fakultas UGM.
Di antara nama-nama yang disebut Rismon, hanya Frono yang terbilang aktif membela Jokowi. Pada 20 April 2025, Frono mengunggah sebuah foto wefie dirinya ketika bersama pakar telematika Roy Suryo. Dalam keterangan foto, Frono menyebut Roy dan kawan-kawan keliru saat menyimpulkan ijazah Jokowi palsu.
"Kesalahan kesimpulan itu mungkin mereka kurang referensi dan literatur sehingga tidak komprehensif, rasa benci, dendam dan negatif thinking," kata Frono.
Foto itu kemungkinan diambil saat Roy Suryo, Dokter Tifa, dan Rismon menyambangi UGM untuk mengklarifikasi keaslian ijazah Jokowi, pekan lalu. Ketika itu, Rismon dan kawan-kawan juga bertemu dengan Rektor UGM Ova Emilia.
Di akun instagramnya, Frono menegaskan ijazah Jokowi asli. Jokowi, kata dia, telah menjalankan perkuliahan, praktikum, menyelesaikan tugas-tugas, dan melakoni KKN, dan memperoleh ijazah pada November 1985.
"Pertemuan saya dengan mereka bertiga mungkin tidak sampai berhenti di situ, kami mungkin akan bertemu lagi di tempat dan dalam suasana yang berbeda, tunggu episode selanjutnya," ujar Frono.