Jumlah perokok di Beijing dilaporkan turun lebih dari 4%. Angka ini tercapai setelah pembatasan yang lebih ketat diberlakukan pada tembakau satu dekade lalu.
Perokok dewasa, termasuk individu berusia 15 tahun ke atas, telah turun ke angka 19,2%, menunjukkan penurunan sebesar 4,2% sejak 2015, lapor Xinhua News, mengutip otoritas kesehatan kota.
Angka perokok pria dan wanita menunjukkan perbedaan yang sangat besar, dengan angka perokok pria sebesar 34,5% dan wanita sebesar 3,3%.
Data tersebut juga menunjukkan bahwa kelompok usia 45 hingga 64 tahun memiliki angka perokok sebesar 22,9%, sedangkan kelompok usia 15 hingga 24 tahun memiliki angka terendah, yaitu 9,4%.
Beijing telah menerapkan larangan merokok di semua tempat umum dalam ruangan, tempat kerja, dan transportasi umum di seluruh kota pada tahun 2015.
Paparan terhadap asap rokok orang lain di tempat kerja dalam ruangan turun menjadi setengah dari angka sebelum larangan tersebut. Namun, tempat-tempat seperti bar dan restoran tetap menjadi area bermasalah meskipun jumlahnya telah dikurangi.
Larangan tersebut juga menunjukkan dampak positif pada kesehatan penduduk, menurut Akademi Ilmu Kedokteran Tiongkok dan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Beijing.
Jumlah pasien infark miokard akut (AMI) yang dirawat di rumah sakit turun sebesar 2,65% per tahun setelah pembatasan tersebut, begitu pula dengan jumlah pasien rawat inap penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), yang turun sebesar 8,8%.
Dua rumah sakit anak-anak besar juga mengalami penurunan sebesar 30,7% dalam kasus asma anak. (aa)