AHY klaim masyarakat rindu kepemimpinan seperti era SBY

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut, masyarakat Indonesia merindukan kepemimpinan seperti di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, masyarakat merindukan kedamaiaan dalam kehidupan bermasyarakat, kebebasan, dan demokrasi yang berkeadaban. 

AHY mengklaim, harapan ini dikemukan masyarakat ini saat dirinya menggelar safari Ramadan 2022 selama dua pekan terakhir. Putra sulung SBY itu mendatangi empat provinsi yakni DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan NTB. 

"Mereka merindukan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mereka merindukan kebebasan dan demokrasi yang berkeadaban. Mereka merindukan keadilan yang tegak dan tidak berpihak di negeri ini," ujar AHY dalam keterangan pers, Senin (18/4). 

AHY menegaskan, masyarakat saat ini merindukan masa-masa dulu ketika SBY memimpin dan Partai Demokrat sebagai the ruling party. Dia berujar, banyak rakyat saat ini mengeluhkan persoalan ekonomi, di mana kebutuhan hidup masyarakat dari ekonomi ke bawah semakin terhimpit dengan kenaikan harga kebutuhan pokok dan energi. 

"Mereka minta tolong kepada (partai) Demokrat untuk terus memperjuangkan nasib dan masa depan mereka. Ekspresi rakyat insya Allah benar-benar genuine, apa adanya, tidak bisa dibohongi. Terasa betul energi rakyat yang mengharapkan perubahan dan perbaikan," ungkap AHY. 

Di sisi lain, SBY sebelumnya mengingatkan seluruh kader perihal kepemimpinan partai. Dia menegaskan bahwa hanya ada satu matahari di partai berlambang mercy itu yakni Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Hal itu disampaikan SBY dalam acara Malam Silahturahmi dan Kontemplasi Partai Demokrat di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/4).

"Saat ini, dalam perjuangan politik Demokrat, yang memimpin adalah Ketum AHY. Ingat, hanya ada satu matahari dalam Partai Demokrat," ujar SBY pada pidato sambutannya.

Menurut SBY, apa yang dilakukan AHY kader Demokrat telah berada di jalur yang benar. Ia pun berharap agar langkah tersebut dapat terus dilanjutkan.

SBY juga mengungkapkan bahwa dirinya tak lagi aktif di politik dalam dua tahun terakhir. Dia menyebut, keputusannya untuk mundur dalam kegiatan politik sehari-hari telah diambil sejak istrinya, Ani Yudhoyono masih mendampinginya.

Kendati begitu, SBY mengaku terus mendukung langkah politik yang dilakukan ketua umum dan para kader Partai Demokrat. Kepada kader, dia mengingatkan siapapun bisa dipimpin dan memimpin.

"Tut wuri handayani. Tentu sambil memberikan doa dan dukungan, kepada kader di seluruh Tanah Air. Ada kalanya kita memimpin, ada kalanya kita dipimpin," pungkas SBY.