sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

AHY ungkap 3 potensi ancaman Pemilu 2024

AHY mengajak penyelenggara pemilu, masyarakat, khususnya generasi muda sebagai calon pemilih terbesar, untuk mengembangkan literasi.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Rabu, 03 Agst 2022 15:17 WIB
AHY ungkap 3 potensi ancaman Pemilu 2024

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengingatkan adanya ancaman yang bisa merusak demokrasi dalam Pemilu 2024 mendatang. Hal itu disampaikan AHY dalam sebuah acara dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan sejumlah pimpinan partai politik, Senin (1/8).

Untuk itu, AHY menekankan pentingnya melaksanakan pemilu yang berintegritas demi memperbaiki kualitas demokrasi Indonesia.

Salah satu ancaman Pemilu 2024 ialah politik uang atau politik transaksional. Makanya dia mengajak semua pihak untuk mengawal pemilu agar tidak terjadi pembelian suara. 

"Ini bahaya karena hanya mereka yang memiliki uang yang akhirnya bisa menguasai politik dan mengawaki negara ini," ujar AHY dalam keterangannya, Rabu (8/7).

Selain politik uang, ancaman Pemilu 2024 ialah politik identitas. Jika politik identitas dieksploitasi, kata AHY, hal itu akan berbahaya bagi jalannya pemilu dan menimbulkan perpecahan yang lebih mendalam.

"Ini hanya akan menimbulkan perpecahan di antara kita dan sentimen itu akan diteruskan pada anak, cucu kita. Cost-nya terlalu tinggi," tegas AHY.

AHY menambahkan, ancaman lainnya ialah politik yang diwarnai fitnah, hoaks, berita palsu (fake news) dan kampanye hitam (black campaign). 

"Mari kita memiliki mekanisme sebagai bangsa untuk melawan itu semua. Jangan biarkan bangsa kita dihancurkan oleh perilaku buzzer-buzzer yang hanya ingin meruntuhkan persatuan di antara kita," kata dia.

Sponsored

Sebagai solusi, AHY mengajak penyelenggara pemilu, masyarakat, khususnya generasi muda sebagai kelompok calon pemilih terbesar, untuk mengembangkan literasi politik. AHY menegaskan, demokrasi tidak boleh hanya dihitung hanya dari regularitas penyelenggaraan pemilu, tetapi juga kualitas dan rasionalitas para pemilih untuk menggunakan haknya memilih pemimpin yang paling tepat bagi rakyat.
 

Berita Lainnya
×
tekid