Rumor mengenai dugaan keterlibatan Partai Demokrat dalam polemik ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) menyeruak di ruang publik. Dalam sebuah perbincangan di Kompas TV, Sekjen Peradi Bersatu, Ade Darmawan mengungkap "clue" siapa dalang polemik itu.
"Saat ini saya berbaju apa? Men-challenge saja. Berpikir masyarakat sendiri. Siapa sih kira-kira dalangnya? Kira-kira, gitu," ujar Adi. Ketika itu, Adi mengenakan kemeja biru.
Sebelumnya, ketua kelompok relawan Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matunina menyebut ada tokoh politik besar yang mensponsori isu ijazah palsu Jokowi. Menurut dia, tokoh itu ingin memisahkan Prabowo-Gibran dan menempatkan anaknya di posisi strategis di pemerintahan.
"Roy Suryo cs hanya pion-pion aja. Di belakangnya, ada tokoh-tokoh yang menginginkan agar Prabowo-Gibran enggak sukses, berpisah. Ini (tokohnya) mantan-mantan petinggi republik ini,” kata loyalis Jokowi itu.
Petunjuk-petunjuk itu kemudian dispekulasikan mengarah ke Partai Demokrat. Pasalnya, Roy Suryo--kini berstatus terlapor di Polda Metro Jaya--ialah mantan kader Demokrat, parpol yang identik dengan warna biru.
Demokrat saat ini dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra dari mantan Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jika Gibran dimakzulkan, AHY disebut-sebut bakal jadi salah satu calon penggantinya.
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono, menegaskan Demokrat tidak ada kaitannya dengan polemik dugaan ijazah palsu Jokowi. Menurut Ibas, Roy Suryo sudah bukan bagian dari Partai Demokrat.
"Tuduhan ini adalah fitnah keji, tidak berdasar, dan merupakan bentuk pembunuhan karakter terhadap institusi politik yang sah. Kami menolak keras segala bentuk politisasi kebohongan demi kepentingan sempit," kata Ibas dalam keterangan pers kepada wartawan, Selasa (29/7).
Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Kholidul Adib mengatakan polemik dugaan ijazah palsu Jokowi sesungguhnya sudah dipersoalkan oleh Roy Suryo sejak 2022. Saat itu, Demokrat masih berada di luar lingkaran kekuasaan.
"Kebetulan Roy Suryo mantan seorang politisi Partai Demokrat sehingga perilakunya diduga bagian dari mainan Partai Demokrat. Apalagi, situasi politik tahun 2022 itu Jokowi masih sebagai Presiden dan Partai Demokrat berada di luar kekuasaan," kata Kholidul kepada Alinea.id, Rabu (30/7).
Kholidul menilai tudingan yang kadung menyeret Demokrat sebagai pihak yang menyokong polemik dugaan ijazah palsu Jokowi bisa berujung pada rivalitas antara SBY dan Jokowi. Sebab, AHY dan Gibran akan berpotensi bersaing pada Pilpres 2029, termasuk memperebutkan posisi sebagai pendamping Prabowo.
"Pilpres 2029 akan berlangsung sangat seru di mana Prabowo mau maju lagi, kemudian Puan Maharani, Gibran, AHY, (Ketua Umum PKM Muhaimin Iskandar) Cak Imin berpeluang kembali bersaing," kata Kholid.
Peneliti dari Saiful Mujani Research Center (SMRC) Saidiman Ahmad berpendapat polemik dugaan ijazah palsu Jokowi yang saat ini menyeret Partai Demokrat sangat kentara diorkestrasi. Namun, ia belum tahu siapa yang mengendalikan isu itu dan apa motifnya.
Menurut Saidiman, ada sejumlah kelompok yang mungkin memainkan polemik ijazah Jokowi dan mengaitkan Partai Demokrat sebagai dalang. Pertama, kelompok yang memiliki irisan massa pendukung dengan Jokowi.
"Kelompok kedua adalah oposan tradisional Jokowi, yakni kelompok yang secara ideologis memang berbeda dengan Jokowi. Ketiga, kelompok yang berkepentingan menjadi rival kelompok atau keluarga Jokowi pada Pilpres 2029," kata Saidiman kepada Alinea.id.
Kelompok lainnya, kata Saidiman, kemungkinan ialah dari kubu Jokowi sendiri. "Isu itu terus dimainkan demi menjaga popularitas Jokowi," kelas dia.