close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Rapimnas VI PPP mengamanatkan kepada Plt Ketum PPP untuk menyampaikan dan memperjuangkan Sandiaga Salahudin Uno sebagai calon wakil residen kepada Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk mendampingi Ganjar Pranowo.  Foto YouTube Petiga tv
icon caption
Rapimnas VI PPP mengamanatkan kepada Plt Ketum PPP untuk menyampaikan dan memperjuangkan Sandiaga Salahudin Uno sebagai calon wakil residen kepada Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk mendampingi Ganjar Pranowo.  Foto YouTube Petiga tv
Politik
Minggu, 18 Mei 2025 12:54

Dari Sandiaga hingga Gus Ipul: Siapa caketum "idaman" PPP?

Rommy membocorkan sudah ada delapan nama yang beredar sebagai caketum PPP jelang muktamar.
swipe

 Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berencana menggelar muktamar untuk memilih ketua umum baru pada Agustus atau September mendatang. Seiring itu, bursa calon ketua umum (caketum) PPP mulai memanas. Selain dari internal, PPP juga membuka pintu untuk sosok-sosok dari luar parpol bersaing memperebutkan kursi ketum. 

Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy menyebut sudah ada 8 kandidat caketum PPP. Dari internal, ada nama pengusaha Sandiaga Uno, Sekjen PPP Arwani Thomafi, dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen atau yang akrab disapa Gus Yasin.

Dari eksternal, ada nama Menteri Agama (Menag) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, penasihat presiden urusan pertahanan nasional Dudung Abdurachman, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, mantan Ketua DPR RI Marzuki Alie, dan eks Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto. 

"Ada (caketum) yang sudah konsolidasi. Ada yang sudah niat, kemudian ngerem. Bahkan, ada yang diunggulkan, tapi masih ditunggu kesediannya. Tetapi, setidaknya komunikasi itu ada," kata Rommy, sapaan akrab Romahurmuziy, kepada wartawan di Jakarta, belum lama ini. 

Saat ini, PPP dipimpin Muhammad Mardiono selaku pelaksana tugas (plt) ketua umum. Mardiono dianggap gagal menakhodai parpol  berlambang kakbah itu setelah PPP gagal menempatkan kader-kader mereka di Gedung DPR RI pada Pemilu 2024. 

Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarak berpendapat nama-nama caketum yang disebut Rommy belum "menjanjikan". Dari nama-nama yang beredar itu, tidak ada politikus muslim yang memiliki basis sosial pemilih muslim yang kuat. 

Jika memenangi kontestasi, Gus Ipul, kata Zaki, satu-satunnya kandidat yang potensial membangkitkan PPP dari keterpurukan. Selain sebagai Menag, Gus Ipul saat ini juga menjabat sebagai Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). 

"Bagaimana pun konstituen PPP adalah pemilih muslim. Itu yang perlu dimaksimalkan. Figir populer dan kaya saja terbukti, seperti Sandiaga Uno, tidak ampuh. Alih-alih naik suaranya, justru terdegradasi," kata Zaki kepada Alinea.id di Jakarta, Sabtu (17/5).  

Sosok Dudung, lanjut Zaki, juga tidak cocok menduduki kursi PPP-1. Dudung ia sebut tidak mempunyai pengalaman sebagai politikus dan kedekatan dengan basis pemilih muslim. "Marzuki Ali, Amran Sulaiman dan Agus Suparmanto juga tidak cukup mengangkat sebagai ketum. Tidak mempunyai magnet politik yang kuat," imbuh dia. 

Ketum PPP ke depan, menurut Zaki, harus mampu mendongkrak suara pemilih Jawa dan luar Jawa. Sosok Gus Ipul memiliki jaringan akar rumput yang cukup kuat dan sudah memiliki rekam jejak politik yang panjang pada taraf politik nasional. "Sementara Arwani dan Gus Yasin ketokohannya belum sekuat Gus Ipul," kata Zaki.

Zaki berpendapat Gus Ipul bisa diduetkan dengan Amran Sulaiman. Gus Ipul sebagai ketum, sedangkan Amran diposisikan sebagai sekjen PPP. Gus Ipul merepresentasikan Jawa, sedangkan Amran merepresentasikan luar Jawa. Amran juga berasal dari kalangan pengusaha yang punya "logistik" kuat. 

"Reputasinya juga cukup bagus. Ketokohannya juga lumayan. Dua figur itu cukup kompetitif dan saya kira mampu menyelamatkan PPP dari keterpurukan panjang. Marwah PPP perlu dikembalikan sebagai parpol Islam papan atas dan karenanya butuh kepemimpinan yang memiliki modal sosial-politik yang kuat," kata Zaki. 

Analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Kholidul Adib menilai nama-nama caketum yang dilontarkan Rommy baru sebatas wacana. Hingga kini, sosok-sosok itu belum ada menyatakan siap maju di muktamar. 

"Rommy sedang menjalankan strategi marketing politik. Ia sedang jualan (kursi) calon ketua umum PPP ke orang-orang yang mau," kata Kholidul kepada Alinea.id. 

Terlepas dari itu, Kholidul berpendapat caketum PPP harus orang yang direstui Istana. PPP membutuhkan sokongan logistik dari kekuasan untuk membangun partai agar tetap solid dan siap tempur pada Pemilu 2029. Kandidat yang saat ini memegang jabatan di kabinet berpeluang untuk maju dan memenangkan kompetisi. 

"Kedua, PPP butuh ketua umum yang dapat membawa patai mampu menghadapi tantangan yang berat di tengah persaingan partai yang kian liberal. Ketua umum yang baru harus mampu merajut kembali kekuatan lama PPP dan merangkul kekuatan baru untuk memperluas basis pemilihnya," jelas Kholodul.

Sebagai parpol bernafaskan Islam, menurut Kholidul, PPP harus lebih membumi. Selain menciptakan program-program yang dapat menjawab kebutuhan pemilih millenial dan generasi Z, PPP juga harus ikut mengusung isu-isu keindonesiaan demi memperluas ceruk pemilih hingga ke kalangan konstituen nonmuslim. 

"Kader PPP harus inklusif, membuka diri untuk dapat masuk ke seluruh segmen masyarakat. Jangan hanya fokus menggarap segmen pemilih tradisional saja. Ke depan, PPP butuh ideologi inklusif dan kader-kader muda potensial yang bisa diterima banyak kalangan masyarakat, terutama generasi millennial dan gen Z," kata Kholidul.


 

img
Kudus Purnomo Wahidin
Reporter
img
Christian D Simbolon
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan