sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Dari Tanah Abang, Jokowi kembali beri sinyal reshuffle kabinet

Jokowi memang sudah berapa kali menghembuskan isu reshuffle ke publik.

Marselinus Gual
Marselinus Gual Senin, 02 Jan 2023 11:45 WIB
Dari Tanah Abang, Jokowi kembali beri sinyal reshuffle kabinet

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memberi sinyal untuk melakukan perombakan Kabinet Indonesia Maju atau reshuffle. Kendati demikian, Jokowi belum memastikan kapan reshuffle dilakukan.

"Tunggu saja, tunggu saja," ujar Jokowi saat mengunjungi Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (2/1). 

Jokowi memang sudah berapa kali menghembuskan isu reshuffle ke publik setelah terakhir kalinya memasukkan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan ke kabinet pemerintahan. Isu reshuffle kembali menguat setelah Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) di 2024. 

Bahkan, dua menteri dari Nasdem, yakni Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan juga Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya diusulkan untuk dicopot. 

Saat disinggung apakah menteri dari Partai Nasdem yang bakal kena reshuffle, Kepala Negara lagi-lagi enggan menyampaikan secara pasti. "Ditunggu saja," kata Jokowi.

Sebelumnya, analis politik Arifki Chaniago mengatakan Presiden Jokowi memiliki kesulitan tersendiri melakukan reshuffle. Menurutnya, reshuffle bukan terletak pada baik tidaknya kinerja menteri, melainkan kepentingan Jokowi pasca 2024.

"Dorongan dari anggota koalisi lainnya agar NasDem keluar dari pemerintahan itu hal wajar dengan kuatnya percaturan politik 2024. Namun, keputusan itu tentu tidak mudah bagi Jokowi, karena ikut mempengaruhi peta ruang publik dan politik menjelang Pemilu 2024," ujar Arifki di Jakarta, Senin (26/12).

Arifki menyebutkan perombakan kabinet memiliki tantangan tersendiri. Setidaknya, kata dia, karena tiga alasan. Pertama, stabilitas politik di pemerintahan Jokowi tentu terganggu. Partai yang kadernya terdepak dari kabinet berkemungkinan akan mengambil posisi berbeda (oposisi) menjelang Pemilu 2024.

Sponsored

Kedua, Jokowi tidak bisa menghindari peluang pergantian kabinet, pada saat publik mendesak agar ada pergantian kabinet. Pada sisi lain, anggota koalisi partai yang pendukung pemerintah tentu memanfaatkan peluang ini, agar jatah kursi untuk partainya di tambah jika ada kader partai lain yang keluar.

Ketiga, anggota koalisi lain atau pendukung Jokowi tentu menilai peluang pergantian kabinet itu untuk kader Partai NasDem. Di mana setelah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) diduga menyebabkan hubungan NasDem dengan Jokowi mulai dingin sehingga ada yang memanfaatkan peluang ini.  

"Pergantian kabinet ini tentu tidak mudah. Siapa yang keluar dari kursi kabinet? Tentu melihat peluang oposisi yang masih terbuka terhadap pemerintahan Jokowi untuk merebut simpati publik 2024. Secara pribadi Jokowi tidak terbebani karena tidak lagi maju sebagai capres. Tetapi, narasi politik pasca 2024 tentu akan lebih sulit dan menyebabkan Jokowi atau parpol lain juga berkepentingan," katanya.

Berita Lainnya
×
tekid