Survei Indikator: Elektabilitas Ridwan Kamil tertinggi sebagai cawapres
Cawapres jadi sangat menentukan pada Pemilu 2024 apalagi elektabilitas calon presiden sangat berdekatan.

Survei Indikator Politik Indonesia menyebutkan, elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK), berada di posisi puncak untuk posisi cawapres, mengungguli sejumlah nama potensial lainnya.
Berdasarkan survei yang digelar pada November 2022, elektabilitas RK sebesar 19,7%, diikuti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 16,3%, Sandiaga Uno 12,8%, dan Erick Thohir 9,6%.
Selanjutnya di urutan keempat, ada nama Khofifah Indarparawansa dengan elektabilitas 5,3%, diikuti Andika Perkasa 3,3%, Puan Maharani 3,1%, Tri Rismaharini 2,7%, Susi Pudjiastuti 2,2%, dan Mahfud MD 2,0%.
Kemudian, ada nama Airlangga Hartarto di urutan kesepuluh dengan elektabilitas 16%, diikuti Gatot Nurmantyo 1,3%, Sri Mulyani 0,9%, Tito Karnavian 0,7%, Muhamin Iskandar atau Cak Imin 0,6% dan Moeldoko 0,2%.
Sedangkan nama Zulkfli Hasan dan ustaz Salim Segaf Al-Jufri 0,0%.
Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi posisi cawapres di Pilpres 2024 sangat menentukan.
Pangkalnya, dari tiga calon presiden (capres) yang kerap masuk tiga besar elektabilitas, yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan tak satupun yang dominan.
Sampai sejauh ini, elektabilitas mereka tak satupun yang mendapat angka 35% elektabilitas. Padahal, kata Burhanudin, syarat untuk pilpres satu putaran ialah 50% perolehan suara.
Dalam survei yang digelar November 2022 ini, Ganjar Pranowo 28,6%, Anies 24,2% dan Prabowo 17,9%.
"Dan selisih antara tiga nama tidak terlalu jauh, makanya cawapres jadi sangat menentukan," katanya.
Berikut perolehan elektabilitas cawapres di November 2022:
- RK 19,7%
- AHY 16,3%
- Sandiaga 12,8%
- Erick Thohir 9,6%
- Khofifah 5,3%
- Andika 3,3%
- Puan Maharani 3,1%
- Tri Rismaharini 2,7
- Susi Pudjiastuti 2,2%
- Mahfud 2,0%
- Airlangga 1,6%
- Gatot 1,3%
- Sri Mulyani 0,9
- Tito Karnavian 0,7%
- Cak Imin 0,6%
- Moeldoko 0,2%
- Zulkifli Hasan 0,0
- Salim Segaf Al-Jufri 0
- Lainnya 2,1%
- TT/TJ 15,5%

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Menimbang sistem pemilu proporsional terbuka, tertutup, atau campuran
Kamis, 30 Mar 2023 06:19 WIB
Menimbang bunga KUR 0% demi keberlanjutan UMKM
Rabu, 29 Mar 2023 15:00 WIB