sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Fahri Hamzah berharap Jokowi dan Prabowo pelukan di Reuni 212

Kedatangan Prabowo dan Jokowi dapat mengurangi citra negatif Reuni 212.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Kamis, 29 Nov 2018 17:54 WIB
Fahri Hamzah berharap Jokowi dan Prabowo pelukan di Reuni 212

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fahri Hamzah, meminta kepada kedua calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto untuk menghadiri acara Reuni 212 yang akan diselenggarakan di Monas, Jakarta pada Minggu, 2 Desember 2018. Dalam kesempatan tersebut, Fahri berharap keduanya bisa berpelukan.

“Saya minta Pak Jokowi dan Pak Prabowo bias hadir. Santai saja, kan pesan dari pertemuannya adalah persatuan. Saya usul Pak Jokowi dan Pak Prabowo lalu Pak Sandi dan Pak Ma’ruf datang dan silakan berpelukan menjelang pemilu damai. Jadi, ada makna positif,” kata Fahri di Gedung DPR Senayan, Jakarta pada Kamis, (29/11).

Menurut Fahri, aksi massa Reuni 212 janganlah dipandang negatif. Sebab, kegiatan mobilisasi massa esok bukanlah bentuk kampanye politik. Sebaliknya, kata Fahri, Reuni 212 harus dipandang positif sebagai upaya persatuan bangsa.  

“Jadi positif saja. Ini bukan momen politik. Harus dipandang positif, bahwa perbedaan itu harus tetap membuat kita saling menghargai dan saling menerima,” ujar Fahri.

Fahri menyebut, dalam Reuni 212 nanti tak ada pesan kebencian dan kampenye politik di dalamnya. Hal ini sudah menjadi komitmen dari pihak penyelenggara. Dengan kedatangan kedua pasangan calon presiden, dapat mengurangi citra negatif dari Reuni 212.

Sementara Politisi Partai Keadilan Sejahtera, Nasir Djamil, mengatakan telah mengimbau kepada kader-kader PKS di akar rumput untuk menyemarakkan reuni  akbar besok dengan tertib  dan santun, untuk mencegah terjadinya anarkisme.

“Kita sudah mengimbau kader-kader PKS untuk ikut menyemarakkan 212 di Monas pada 2 Desember 2018. Tentu kita mengingiatkan kepada para kader untuk tidak mengeluarkan kata-kata berbau SARA dan tetap menjaga ketertiban agar tidak anarkis,” ujar Nasir.

Ketika ditanya Reuni 212 bisa meningkatkan elektibilitas PKS, Nasir enggan mengatakannya secara gamblang. Menurutnya, hal itu bisa saja terjadi. Namun, bisa juga sebaliknya.

Sponsored

“Perilaku di Indonesia ini kan sangat khas, sehingga berbagai macam peristiwa itu mungkin berpengaruh tapi mungkin tidak begitu besar,” kata Nasir.

Terkait rencana Kapitera Ampera yang ingin menggelar aksi tandingan, Nasir mengatakan tak mempermasalahkan hal tersebut karena bisa diatur penjadwalannya.

“Tinggal diatur saja misalnya jam 8 sampai 12 itu 212 versi ini, nanti jam 1 sampai 4 itu 212 versi yang lain. Jangan nanti malah alasan ini terjadi bentrokan, gesekan, semua bisa diatur kok,” ujar Nasir.

Berita Lainnya
×
tekid