Hasil survei di akhir masa kampanye, elektabilitas Sudirman-Ida meroket
Hasil survei sejumlah lembaga survei menunjukkan terjadi tren penurunan pada elektabilitas Ganjar-Yasin.
Lembaga Laju Survei Indonesia merilis hasil survei mengenai tingkat keterpilihan calon gubernur Jawa Tengah di akhir Masa kampanye. Hasilnya cukup mengejutkan karena sangat bertolak belakang dengan hasil survei lembaga-lembaga lain.
Dalam pernyataan tertulis yang diterima Alinea, Selasa (26/6), Direktur Eksekutif LSI, Sobirin, mengatakan bahwa dalam survei yang dilakukan lembaganya pada 3 juni-20 Juni 2018, Sudirman Said-Ida Fauziyah dipilih oleh 54,1% responden, sedangkan Ganjar Pranowo-Taj Yasin dipilih oleh 43,5% responden. Selain itu, ada 2,4% responden yang belum memilih.
Menurut Sobirin, ada dua hal yang menyebabkan peningkatan signifikan elektabilitas Sudirman-Ida. Pertama, kasus KTP-el yang menyebut-nyebut nama Ganjar Pranowo, dan kedua, safari politik yang dilakukan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sebagai partai pendukung Sudirman-Ida.
Dia menjelaskan, masyarakat Jawa Tengah memang cenderung tidak membicarakan keburukan pemimpinnya. Namun hal ini tidak berarti tidak bertindak.
"Terbukti dalam survei banyak yang beralih memilih pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah yang relatif tidak berpotensi punya kasus hukum ," katanya.
Survei ini dilakukan berdasarkakan DPT untuk Pilkada Jawa Tengah Sebanyak 27.068.125 dengan sampel sebanyak 1068. Adapun margin eror +/- 3% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Pengambilan sampel dilakukan secara proporsional di 29 kabupaten dan 6 kota dengan metode multistage random sampling.
Tren penurunan Ganjar-Yasin
Hasil survei ini sangat berbeda dengan hasil survei lembaga-lembaga lain yang telah merilis hasil sebelumnya. Sebab dalam survei-survei sebelumnya, pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen selalu unggul dengan selisih cukup jauh dari Sudirman-Ida.
Hanya saja jika dicermati, memang terlihat ada tren penurunan dari tingkat elektabilitas Ganjar-Yasin. Pada hasil survei Litbang Kompas yang dilakukan pada 10-15 Mei 2018, Ganjar-Yasin unggul 76,6%, sementara Sudirman-Ida hanya meraup 15%.
Pada periode 23-29 Mei 2018, hasil survei Charta Politika menunjukkan penurunan elektabilitas Ganjar-Yasin dengan 70,5%, sementara Sudirman-Ida 13,6%.
Hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) pada 23-30 Mei 2018, elektabilitas Ganjar-Yasin kembali turun tipis menjadi 70,1%, sementara Sudirman-Ida 22,6%.
Dalam survei Indo Barometer yang dilakukan pada 7-13 Juni, tren penurunan elektabilitas belum berhenti bagi Ganjar-Yasin. Pasangan nomor urut satu ini mendapat 67,3%, tetap unggul dari Sudirman-Ida yang mendapat 21,1%.
Terakhir, Roda Tiga Konsultan (RTK) yang merilis hasil surveinya pada Jumat (22/6) lalu, juga menunjukkan penurunan elektabilitas pasangan yang diusung PDIP, PPP, Nasdem, dan Demokrat. Dalam hasil survei yang dilakukan pada 28 Mei-2 Juni 2018, RTK melaporkan bahwa elektabilitas Ganjar-Yasin telah merosot menjadi 32,5%.
Namun uniknya, penurunan elektabilitas Ganjar-Yasin tak diikuti dengan peningkatan elektabiltas Sudirman-Ida. Pasangan yang diusung Gerindra, PKB, PAN dan PKS ini hanya meraup 8,6% dengan 50,2% lainnya menyatakan tidak tahu akan memilih siapa.